Penajam (ANTARA Kaltim) - Sekitar 876 hektare lahan pertanian produktif di Kabupaten Penajam Paser Utara, khususnya di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, mengalami kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda kawasan itu.
Kepala Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Muharis, Jumat mengatakan, para petani banyak yang beralih profesi menjadi buruh proyek demi mencukupi kebutuhan keluarganya, karena mereka tidak bisa lagi menggarap lahan pertanian akibat mengalami kekeringan.
"Kemarau sudah berlangsung sejak Agustus 2014 dan menyebabkan 876 sawah produktif tidak bisa digarap dan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Mereka terpaksa memilih bekerja sebagai buruh proyek demi menghidupi keluarganya," ungkap Muharis.
Sekitar 60 persen petani di Desa Sebakung Jaya lanjut Muharis meninggalkan lahan-lahan pertanian mereka dan memilih bekerja sebagai buruh proyek demi mencukupi kebutuhan keluarganya .
"Para petani tidak bisa menanam padi, jadi untuk mencari nafkah mereka terpaksa memilih menjadi buruh proyek. Mereka akan kembali menanam padi jika musim kemarau berakhir," kata Muharis.
Para petani yang sempat melakukan penanaman padi tahap kedua pada April 2014 kata dia, rata-rata mengalami kerugian karena pada waktu padi berbuah pasokan air berkurang yang berimbas pada penurunan hasil panen berkisar 80 sampai 95 persen.
"Kemarau yang terjadi memang lebih panjang, sehinggai membuat petani yang sempat menanam padi mengalami kerugian," ujar Muharis.
Kondisi seperti itu menurut Muharis, hampir terjadi di seluruh desa yang tersebar di Kecamatan Babulu, karena mayoritas sawah masyarakat masih menggunakan sistem tadah hujan.
Para petani tambah Muharis berharap, pemerintah segera memperbaiki sistem pengairan sebagai langkah antisipasi jika kembali terjadi musim kemarau panjang.(*)
876 Hektare Lahan Pertanian di Penajam Kekeringan
Jumat, 7 November 2014 20:54 WIB
Kemarau sudah berlangsung sejak Agustus 2014 dan menyebabkan 876 sawah produktif tidak bisa digarap dan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Mereka terpaksa memilih bekerja sebagai buruh proyek demi menghidupi keluarganya,"