Sangatta (ANTARA Kaltim) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur menggandeng PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan Institute Tehnologi Bandun (ITB)untuk mengukur debu dan gas di bukit pelangi,Senin.
Menurut Kepala Dinas BLH, Encek Rijal Rafidin,akhir -akhir ini debu dan asap cuku terasa dan dikeluhkan masyarakat sehingga kita melakukan pengukuran.
"Untuk mengetahui debu dan asap di Kutim, kita harus berkerjasama pihak lain, dalam hal ini KPC dan ITB"kata Encek Rijal Rafidin, melalui Kasubid Pengendalian Pencemaran Air dan Udara, Muhammad Fadli, disela-sela kegiatan.
Pengambilan contoh asap dan debu, tamnbah Kasubid Pengendalian Pencemaran Air dan Udara, Muhammad Fadli, dilakukan di pucak kawaan bukit pelangi,sekitar 400 meter dari pusat perkantoran bukit pelangi,karena lokasinya dinilai cukup mewakili semua titik.
Tim Pengambilan dan Pengumpulan Contoh yang berjumlah empat orang dengan Ketua Tim dari ITB Bandung Muhammad Abdau, mengatakan,hari ini diukur debu dan gas dengan pemantauan 24 jam.
Sedangkan untuk hasilnya baru akan diketahui sekitar 1 minggu hingga dua minggu kedepan. Hal itu karena harus diukur dulu di Lab ITB bandung.
Hasilnya asap yang pengambilannya menggunakan alat LPS sebuah alat penyedot udara dan alat penangkap gas, dapat diketahui melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutim atau melalu Department Environment KPC atau sebaliknya.
"Untuk waktu pemantauan ini tergantung pihak yang membutuhkan apakah 24 jam, atau 12 jam dan 4 jam.Namun idealnya kalau ingin hasilnya bagus 24 jam"jelas Muhammad Abdau
Ia mengatakan, hari ini kondisi debunya masih ada, dan masih bisa dirasakan. Namun berbeda dengan hari rabu hingga sabtu pekan lalu cukup pekat dan jarak pandang hanya 1 kilometer.
Dikatakan dia bahwa asap yang belakangan ini terasa berasal dari hasil pembakaran, hanya saja apakah yang dibakar hutan atau apa kita tidak tahu, yang jelas ini asap hasil bakar-bakar.
TSP, Debu dan gas pemntauan 24 jam dan hasilnya akan dibawah ke Lab bandung sehingga 1 hingga 2 minggu baru bisa diketahui.
Selain mengukur debu dan gas, tim ITB mengukur suhu udara, yakni suhu basah dan suhu kering, kecepatan angin dan arah angin yang langsung diketahui hasilnya.
Untuk suhu basah yakni 37 suhu kering 31, dan Kecapatan angin mencapai 0.7-1.8 Kilometer perjam dan arah angin Selatan serta tekanan 1.001.
Sementara pihak KPC yang diwakili Superintendet Publik Communication mengatakan, sudah merupakan komitmen KPC untuk melakukan kerjasama dengan Pemkab dalam berbagai bidang termasik lingkungan.
"Persoalan lingkungan dan kemanusiaan itu menjadi prioritas untuk dilaksanakan oleh KPC bersama-sama dengan Pemerintah"kata Yordhen didampingi Supervisor Media Silvester Pantur dan Samuel Sulle Supervisor Environment Departemnet saat mendampingi tim ITB (*)