Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Jaya Mualimin menyatakan bahwa program kesadaran ibu hamil telah memiliki peran penting dalam mencapai target penurunan stunting di provinsi tersebut.
"Target penurunan stunting di Kalimantan Timur adalah 21,3 persen pada tahun 2024, namun saat ini angka stunting masih berada di 22,9 persen, hanya turun satu persen dari sebelumnya," katanya di Samarinda, Selasa.
Dia menjelaskan, penurunan angka stunting yang lambat di Kaltim itu disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu kendala utama adalah rendahnya persentase balita yang ditimbang.
"Padahal faktor-faktor terkait dengan program kegiatan kesadaran ibu dan anak itu kita sudah dimaksimalkan, artinya semua indikator itu sudah kita kejar," ujarnya.
Balita yang ditimbang ini masih belum memenuhi target 90 persen, saat ini masih di bawah persentase 50 persen.
Namun, ia menambahkan bahwa indikator lain seperti pemeriksaan ibu hamil dari bulan pertama hingga bulan keenam menunjukkan angka yang cukup bagus. Selain itu, pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan anak yang mengalami gizi buruk juga sudah berjalan dengan baik.
Jaya tetap optimistis bahwa penurunan angka stunting di Kaltim dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
"Ini saya sangat optimistis untuk bisa mendapatkan hasil yang baik karena kita sudah melakukan sesuatu, tapi kenapa turunnya hanya satu persen? Berarti ada sesuatu yang harus kita analisis, salah satunya adalah masalah akurasi data," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Puji Setyowati juga menyoroti kendala akses kesehatan di lapangan.
"Di lain pihak, kita punya kendala akses yang juga masih sangat sulit di lapangan. Kemudian yang kedua, masih banyaknya masyarakat yang sulit mendapatkan akses dasar kesehatan karena transportasinya cukup mahal," ujarnya.
Puji juga menyoroti budaya masyarakat yang masih rendah dalam hal literasi kesehatan.
Ia menambahkan bahwa pernikahan dini juga menjadi penyumbang terbesar stunting. Pernikahan yang dilakukan oleh sepasang calon di mana usianya masih terlalu muda adalah penyumbang terbesar karena secara psikis dan fisik mereka belum cukup tangguh untuk merawat janin dalam kandungan sampai melahirkan.
Puji menekankan pula pentingnya program yang terintegrasi dengan semua pihak untuk mengatasi masalah stunting.
"Pola hidup bersih dan sehat memang masih jauh dari harapan kita, oleh karena itu penanganan stunting harus melibatkan semua pihak," katanya.