Samarinda (ANTARA) - Ketua Asosiasi Diskominfo Provinsi Seluruh Indonesia (ASKOMPSI) Muhammad Faisal menyampaikan bagian hubungan masyarakat pemerintahan harus adaptif dan perlu memanfaatkan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
"Suka tidak suka, bagian hubungan masyarakat harus beradaptasi dengan kemajuan transformasi digital. Saya menggunakan AI untuk menganalisis media sosial. Jadi setiap hari, saya terima laporan analitis bagaimana sentimen publik terhadap kinerja Pemprov Kaltim,” kata Muhammad Faisal saat menyampaikan materi dalam acara Government Public Relations 2024 secara virtual melalui Zoom Meeting di Samarinda, Rabu.
Di Diskompinfo Kalimantan Timur, Faisal mengatakan penggunaan teknologi kecerdasan buatan itu guna meningkatkan kinerja dinas yang dipimpinnya.
Kecerdasan buatan itu, lanjutnya, menjadi salah satu produk kemajuan teknologi digital yang tidak dapat dihindari untuk kehidupan manusia, terutama dalam berbagai bidang pekerjaan.
Dia merekomendasikan para pranata humas agar menambah wawasan dan belajar tentang pemanfaatan kecerdasan buatan sehingga kinerja mereka semakin meningkat.
Baca juga: BI kembangkan sistem pengawasan transaksi berbasis kecerdasan buatan
Menurut Faisal, pemanfaatan kecerdasan buatan dalam praktik kerja humas memiliki banyak manfaat seperti pengolahan publikasi pembangunan daerah, pengelolaan media sosial, hingga analisis sentimen publik.
Namun, dia mengakui kehadiran kecerdasan buatan juga mempunyai tantangan yang harus diantisipasi seperti beban biaya dan investasi awal yang besar, interaksi personal akan berkurang, potensi pengurangan lapangan kerja, hingga risiko keamanan siber. Pemanfaatan itu juga harus dikelola secara hati-hati.
“Intinya tetap harus kita sikapi secara bijaksana. Teknologi baru pasti juga membawa tantangan baru. Kuncinya adalah terus asah kompetensi. Pelajari, manfaatkan, dan minimalisir risikonya,” kata mantan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Samarinda itu.
Konferensi nasional Government Public Relations 2024 yang berlangsung di Bandung itu itu bertema “Artificial Intelligence: A New Landscape For Government Public Relations”.
Selain Muhammad Faisal, sejumlah narasumber yang hadir antara lain Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Profesor Widodo Muktiyo, serta Akademisi dan Peneliti Artificial Intelligence dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunu Wibirama.
Baca juga: Kemenkominfo luncurkan pedoman etika AI