Komisi II DPRD Penajam meminta pemerintah kabupaten membangun lumbung pangan daerah untuk menjaga harga gabah hasil panen petani lokal tetap stabil.
Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara Sujiati di Penajam, Sabtu, mengatakan lumbung pangan daerah bermanfaat bagi para petani agar tidak kesulitan memasarkan gabah hasil panen.
"Harga gabah petani akan tetap tinggi terutama saat panen, selain pasokan pangan lokal tercukupi," katanya.
"Harga gabah petani akan tetap tinggi terutama saat panen, selain pasokan pangan lokal tercukupi," katanya.
Sujiati mengatakan tengkulak sering memainkan harga gabah hasil panen petani jelang panen yang berdampak pada penurunan harga setelah panen. Para petani juga kesulitan produk mereka dapat terserap dengan harga layak ke pasar.
Permasalahan lain, menurutnya, adalah jatah pupuk subsidi untuk petani di Kabupaten Penajam Paser Utara hampir dikurangi setiap tahun.
Baca juga: Kabupaten Penajam usul tambahan solar bersubsidi untuk petani
Permasalahan lain, menurutnya, adalah jatah pupuk subsidi untuk petani di Kabupaten Penajam Paser Utara hampir dikurangi setiap tahun.
Baca juga: Kabupaten Penajam usul tambahan solar bersubsidi untuk petani
"Pengurangan jatah pupuk subsidi itu jelas tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pupuk petani," ujarnya.
Sujiati mengatakan usulan kuota pupuk subsidi yang diajukan pemerintah kabupaten kepada pemerintah pusat tidak memenuhi kebutuhan pupuk petani di daerah berjuluk Benuo Taka itu.
"Jatah pupuk subsidi yang semakin menurun akan mengganggu masa tanam dan panen petani," katanya.
Ketidaksesuaian kuota pupuk subsidi yang dipasok dan tersedia itu berdampak pada pengelolaan lahan dan hasil pertanian.
Pupuk subsidi yang diberikan Kementerian Pertanian mengalami penurunan terus menjadi perhatian legislatif (DPRD) untuk mencari solusi terbaik untuk petani, demikian Sujiati.
Baca juga: BPBD Kalimantan Timur salurkan Rp5,5 miliar bantu petani korban banjir
Baca juga: BPBD Kalimantan Timur salurkan Rp5,5 miliar bantu petani korban banjir