Samarinda (ANTARA) -
Guru penggerak berperan penting dalam transformasi sistem pendidikan di sekolah mencakup aspek kurikulum, metode belajar, dan penilaian, demikian pernyataan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian.
"Saya berharap guru-guru yang memiliki kualifikasi memadai agar mendaftar sebagai guru penggerak," ujar Hetifah saat mengisi dalam pelatihan pendidikan bersama Balai Guru Penggerak Kaltim di Samarinda, Selasa.
Guru-guru penggerak, lanjut Hetifah, berpeluang untuk menjabat sebagai kepala sekolah meskipun berada di Golongan III B. Langkah itu merupakan wujud koordinasi dengan dinas pendidikan di daerah.
Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin berupaya memfasilitasi agar lebih banyak guru tertarik mendaftar sebagai guru penggerak.
"Para guru penggerak akan mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan, dengan model pembelajaran daring dan luring," kata Asli.
Baca juga: Komisi X DPR: Kaltim jadi model Guru Penggerak Indonesia masa depan
Pelatihan selama enam bulan itu telah dirancang agar tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Para calon guru penggerak akan bertemu dengan instruktur dan fasilitator program pelatihan.
Kepala Balai Guru Penggerak Kaltim Wiwik Setiawati menjelaskan proses penjaringan guru penggerak akan melibatkan dua tahap seleksi ketat.
"Setelah melewati tahap pertama, calon guru penggerak akan mengikuti simulasi mengajar dan wawancara yang akan dinilai oleh dua asesor independen," kata Wiwik.
Proses seleksi itu melibatkan asesor dari luar daerah guna memastikan obyektivitas dan transparansi pemilihan calon guru penggerak.
Wiwik mengatakan para guru penggerak yang terpilih akan menjadi agen perubahan dan pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan. Mereka dituntut mengusung perubahan positif di sekolah masing-masing.
Baca juga: Pemerintah pusat diharapkan bantu tingkatkan pendidikan penyangga IKN