Balikpapan (ANTARA) - Borneo Tribute 2023 melakukan bakti sosial di sepanjang rute menempuh medan ekstrem dari Balikpapan sampai Tenggarong di Kalimantan Timur, dengan membagikan 500 paket makanan serta dana Rp 50 juta untuk jalan dan rumah ibadah.
“Total kita menyerahkan 500 paket bahan makanan dan dana Rp50 juta untuk bantuan perbaikan jalan dan tempat ibadah,” kata expedition leader atau pemimpin perjalanan Borneo Tribute 2023, Greefion Kamil, di Balikpapan, Minggu.
Dirincikan oleh Haji Burhanuddin, Bendahara Pengurus Pusat Indonesian Offroad Federation (IOF), rombongan menyerahkan 100 paket bahan makanan dan uang Rp10 juta untuk bantuan perbaikan jalan untuk warga di Km 24 Jalan Soekarno-Hatta, dekat muara jalan akses ke bekas jalan logging PT Inhutani, trek offroad menuju Bukit Bangkirai.
Kemudian di Tanjung Isuy-Kecamatan Kotabangun, dan Bendang Raya, Kutai Kartanegara, juga diserahkan 100 paket bahan makanan dan uang Rp10 juta untuk masjid.
Di Melak, Kutai Barat, Borneo Tribute menyerahkan 100 paket bahan makanan dan juga uang Rp10 juta untuk pemeliharaan gereja, dan terakhir ada 100 paket bahan makanan untuk Desa Kedang Murung, juga di Kotabangun, Kutai Kartanegara.
“Di bakti sosial ini, baik Camel Trophy maupun offroader Indonesia, punya tradisi yang sama,” jelas pemimpin perjalanan Greefion Kamil.
Borneo Tribute 2023 adalah perjalanan tribute atau napak tilas dari touring offroad Camel Trophy 1985.
Pada tahun tersebut, peserta yang mengendarai Land Rover 90 dan tim pendukung yang menggunakan Land Rover 110, juga membagikan sejumlah bantuan ke beberapa desa di sepanjang jalur perjalanan.
Dalam banyak perjalanan yang dipimpin Fion, bentuk bantuan bakti sosial tidak melulu bahan makanan. Dalam perjalanan Hulu Kapuas, Kalimantan Barat, misalnya, bakti sosial adalah penanaman pohon di Kampung Sadap. Atau pemeriksaan kesehatan, termasuk bagi ibu hamil dan menyusui di Kampung Semamu di Malinau dan bagi-bagi peralatan belajar untuk anak-anak SD di Sebatik, Kalimantan Utara.
Kadangkala, penerimanya yang berbeda dari kelaziman. Regu TNI yang menjaga pos tersembunyi di perbatasan Indonesia-Malaysia dalam perjalanan offroad Border to Border, mendapat alat GPS (Global Positioning System).