Tenggarong (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur (Kesbangpol Kaltim) memberikan pembekalan wawasan kebangsaan bagi 300 siswa SLTA di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yakni 100 siswa hadir secara langsung dan 200 lainnya secara daring.
"Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda harus selalu mempertahankan jati diri bangsa, sehingga sejak dini harus ditanamkan rasa cinta pada Tanah Air," ujar Asisten I Sekprov Kaltim M Syirajuddin saat membuka pembekalan tersebut di Samarinda, Selasa.
Ia berpesan agar generasi muda tidak terpengaruh oleh budaya asing, termasuk tidak mudah terpengaruh dengan berita hoaks, sehingga jika mendengar atau membaca kabar yang belum pasti, maka harus ditelusuri kebenarannya lewat berbagai media.
Sementara Sekretaris Kabupaten Kukar Sunggono, saat menjadi pembicara dalam kegiatan itu, mengajak pelajar mempertahankan identitas daerah, karena hal ini juga sebagai salah satu upaya mempertahankan identitas bangsa, seperti dengan mempelajari Bahasa Kutai yang sekarang sudah menjadi muatan lokal sekolah.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Sopian Agus menyampaikan, Indonesia menjadi incaran bangsa asing untuk dikuasai. Banyak pihak lain yang tidak ingin Indonesia maju, sehingga semua pihak perlu waspada, terutama generasi muda yang bakal menjadi penerus bangsa.
"Pemerintah memberikan wawasan kebangsaan tentang keindonesiaan agar pelajar mengetahui tentang bangsanya, bahkan tentang negaranya, sehingga dapat menangkal berbagai pengaruh negatif yang dapat mempengaruhi kecintaan para pelajar terhadap Indonesia," kata Sopian.
Pembicara lainnya, yakni Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi yang juga pengurus Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Kaltim, menyampaikan tentang pentingnya ketahanan keluarga untuk membentengi generasi muda dari radikalisme dan terorisme.
"Menekan penyebaran radikalisme di Indonesia merupakan hal yang penting. Banyak orang yang menyebarkan paham radikalisme melalui medsos, sehingga hal itu yang harus ditanamkan kepada siswa-siswi bagaimana caranya mereka tidak terkontaminasi dengan paham itu," kata Endro. (Adv/Diskominfo Kaltim)