Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengusaha angkutan umum yang tergabung dalam Organda Provinsi Kalimantan Timur mengeluhkan rusaknya infrastruktur jalan di Provinsi Kalimantan Timur.
"Kondisi jalan yang rusak menyebabkan para pengusaha angkutan merugi," ungkap Ketua DPD Organda Kaltim, Ambo Dalle, Senin.
Usaha transportasi, lanjut Ambo Dalle, saat ini tidak lagi menguntungkan sebab biaya operasional semakin tinggi akibat rusaknya sejumlah ruas jalan trans Kaltim tersebut.
"Bayangkan, setiap satu kali beroperasi melayani rute Samarinda-Kabupaten Berau dan Samarinda-Kutai Barat, mobil harus diperbaiki. Belum lagi masalah kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU sehingga terpaksa harus membeli secara eceran yang harganya jauh lebih mahal yakni mencapai Rp7.000 per liter," katanya.
"Para pengusaha angkutan juga mengalami dilema sebab jika menggunakan bus baru yang harganya mencapai Rp1,2 miliar per unit memang biaya perawatannya rendah tetapi belum tentu kurung waktu 10 tahun modal bisa kembali. Namun jika menggunakan kendaraan yang lama, maka biaya perawatannya yang sangat mahal," ungkap Ambo Dalle.
Saat ini lanjut dia, para pengusaha angkutan hanya meminta pelebaran dan perbaikan ruas jalan menuju ke pelosok Kaltim tersebut.
"Tuntutan para pengusaha angkutan sangat sederhana yakni perbaikan dan pelebaran jalan saja, khsusunya di jalur Samairnda-Bera dan Kutai Barat. Jika itu dilakukan pemerintah, bukan hanya menguntungkan pengusaha tetapi juga masyarakat umum," kata Ambo Dalle.
Masalah BBM juga kata dia menjadi keluahan yang sangat mendesak bagi para engusaha angkitan di Kaltim.
Bahkan, Ambo Dalle mengaku heran sebab kuota 15 ribu liter BBM untuk angkutan umum saat ini tidak lagi mencukupi.
Padahal, armada bus tidak bertambah signifikan walaupun kuota itu sudah berlaku sejak 10 tahun tetapi selama ini pengusaha tidak kesulitan mendapatkan BBM. Namun akhir-akhir ini saya heran kenapa tidak cukup," ungkap Ambo Dalle. (*)