Paser (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Paser Kalimantan Timur, menggelar diseminasi dan sosialisasi Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPARDA) Kabupaten Paser 2020-2025 di ruang rapat Simpepeda Bappedalitbang secara virtual, Kamis (22/7).
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber Dr. Ir. Fahrunsyah, MP dan Fareis Arthalets, S.Par, M.M. Par dari Unit Layanan Strategis Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (ULS-PPID) Universitas Mulawarman Samarinda.
Tiga orang selaku pembahas dalam kegiatan ini adalah Ari Prasetio, S.Sos, M.PP dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Drs. Achmad Herwansyah, M.Si dari Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim dan Yusuf Sumako, MH.MHum Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Paser.
Kepala Bappedalitbang Paser, Muksin, dalam paparannya mengatakan Kegiatan ini akan memberikan masukan terhadap rancangan Peraturan Daerah RIPPARDA yang saat ini sudah masuk dalam Program Legislasi Daerah.
"Nanti di Perda itu mengatur tentang bagaimana strategi rasional pembangunan kepariwisataan Kabupaten Paser berdasarkan Hasil kajian RIPARDA," kata Muksin.
Kajian RIPARDA meliputi strategi Pembangunan Industri, destinasi, dan pemasaran pariwisata Kabupaten Paser. Semuanya akan direalisasikan dalam program-program rasional pembangunan kepariwisataan.
Berdasarkan data RIPARDA, Pemkab Paser telah memetakan struktur perwilayahan untuk kawasan pengembangan pariwisata. Hasil pemetaan itu diketahui bahwa terdapat 104 objek wisata potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Paser.
Fareis Arthalets, S.Par, M.M. Par dari Unit Layanan Strategis Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (ULS-PPID) Universitas Mulawarman Samarinda menjelaskan terdapat sejumlah isu strategis yang menjadi kendala pembangunan pariwisata di Kabupaten Paser.
“Diantaranya belum dikembangkannya destinasi wisata, belum memadainya fasilitas pendukung kepariwisataan, promosi atau pemasaran pariwisata masih rendah. Begitu pun dengan kemitraannya,” jelasnya.
Kendala lain, yakni masih rendahnya kualitas SDM pengelola pariwisata di level masyarakat misalnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dinilai masih belum memiliki jiwa enterpreneruship yang mendukung.
Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappedalitbang Paser Fuadi Syarif mengatakan RIPARDA ini dibuat pada tahun 2019.
"RIPARDA merupakan dokumen yang dibuat Bappedalitbang Paser dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Universitas Mulawarman," kata Syarif.
Ia mengemukakan saat ini ada 3 destinasi wisata unggulan di Kabupaten Paser yakni Gunung embun/gunung boga di Desa Loan Kecamatan Muara Samu, Pasir putih di desa Pasir Mayang, dan Tahura Lati Petangis di Desa Saing Prupuk Kecamatan Batu Engau.(ADV)