Tanjung Redeb, 26/11 (ANTARA) - Program pengadaan bibit sapi yang dilaksanakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kabupaten Berau, dinilai tidak gagal.
"Kita sengaja datangkan sapi kerja sama dengan pengusaha dengan maksud agar bibit yang ada ini tidak dipotong, karena itu bibit unggul," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Berau Ir M Ghazali MM, Senin.
Menurut dia, masih banyak bibit sapi bantuan yang belum lepas tanggung jawab pemilik baik kelompok atau perorangan terhadap pemerintah daerah.
Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini populasi ternak sapi di Berau sebanyak 12 ribu ekor lebih. Jumlah tersebut juga termasuk bibit yang diprogramkan pemkab setiap tahunnya. Tahun 2012 ini, terdapat tambahan 1.000 ekor bantuan bibit yang didatangkan dari Jawa Timur sebanyak 448 ekor, 338 dari NTB melalui anggaran APBD kabupaten dan sisanya dari provinsi.
Hasil program ini, dijelaskan sangat terasa di masyarakat tidak hanya bagi penerima bibit sapi tapi masyarakat Berau secara keseluruhan. "Yang tiap hari dipotong di RPH kita `kan dari masyarakat yang awalnya merupakan bantuan pemerintah, artinya program kita ini berjalan seperti yang diharapkan, memang belum mencukupi keseluruhan seperti saat kurban, " katanya.
Bibit yang didatangkan tiap tahun sejak program ini dijalankan 2003, tersebar di beberapa kecamatan yang potensial untuk pengembangan seperti daerah pesisir. Apalagi menurut Ghazali terbanyak di Kecamatan Talisayan.
Untuk pemenuhan hewan kurban setiap tahun, Berau sudah dinilai mampu, kecuali dengan pertimbangan mempertahankan bibit yang ada. "Kalau bicara jual dan potong banyak dari pemilik yang sudah mau menjual sebelum habis tanggung jawabnya dan kami selaku instansi
yang menangani program ini tentunya yang memberikan pembinaan," kata Ghazali. (*)
