Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur Fuad Assadin mengatakan kinerja dan aktivitas sejumlah koperasi di wilayah setempat telah terjadi penurunan dalam beberapa bulan terakhir akibat pandemi COVID-19.
Menurut Fuad Assadin kepada awak media di Samarinda, Sabtu, saat pandemi COVID-19 sejumlah daerah telah menerapkan pembatasan aktivitas sosial sehingga kebijakan tersebut cukup memberikan dampak pada sejumlah kegiatan perekonomian, termasuk koperasi.
Hal itu terjadi, kata dia, karena ruang gerak yang terbatas untuk pertemuan komunikasi langsung, pelayanan jasa keuangan, produksi, pemasaran produk maupun kegiatan perdagangan.
Adanya instruksi Work From Home (WFH) bagi aktivitas lembaga pemerintah, swasta, bahkan masyarakat dalam pembatasan jarak fisik menyebabkan penurunan aktivitas pelayanan koperasi terhadap anggota dan pelanggan.
"Penurunan produksi juga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kewajiban debitur koperasi," jelas Fuad sapaan akrabnya.
Fuad menyebutkan di Kaltim terdapat 5.472 unit koperasi dan sebagian besar atau sekitar 5.430 unit (99,23 persen) adalah jenis koperasi kelas mikro dengan aset di bawah Rp50 juta dan volume usaha di bawah Rp300 juta.
Sementara koperasi jenis kecil 23 unit (0,42 persen) dengan aset dan volume usaha masing-masing lebih besar dari Rp50 juta dan lebih dari Rp300 juta.
Sedangkan koperasi skala menengah, ujar Fuad, hanya 16 unit atau 0,29 persen dengan aset lebih besar dari Rp500 juta dan volume usaha Rp2,5 miliar ke atas.
"Koperasi besar hanya tiga unit (0,05 persen) dengan aset dan volume masing-masing lebih besar dari Rp10 miliar dan Rp50 miliar," ungkap Fuad