Bontang (ANTARA News Kaltim) - Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (PSP3) Kota Bontang bekerja sama dengan Karang Taruna melakukan aktivitas pemberdayaan warga desa dengan menjadi tenaga guru, pelatih olahraga, penyuluh pertanian, dan penyuluh perikanan.
"Keberadaan kami di Bontang di bawah koordinasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bontang, dengan tugas melakukan penyuluhan, penggerak kewirausahaan dan penggerak masyarakat," kata Koordinator PSP3 Bontang, Yoki Fardiansyah, di Bontang, Minggu.
Semula PSP3 berjumlah 10 orang, tetapi dua orang mengundurkan diri sehingga sisa delapan orang antara lain Farturaji, Suhadi, Irmal Nuresa, M.Nuffus, Sopwani, Yati Nurhayati, Yoki Fardiansyah, Abu Sofiyah.
Mereka telah berada di Bontang sejak Oktober 2011 dengan mengantongi SK Deputi Bidang Pengembangan Pemuda No 0493/D.II.MENPORA/10/2011 tentang Penetapan Hasil Peserta Lulus Seleksi Tertulis dan Wawancara Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP-3) Tahun 2011.
Menurut Yoki, dalam enam bulan pertama di Bontang, mereka masih berkosentrasi dalam melakukan pembauran di semua kelurahan di Bontang, beberapa kegiatan telah dilakukan sinergi dengan pengurus Karang Taruna.
"Beberapa waktu lalu kami telah bekerja sama dengan Pengurus Karang Taruna Kota Bontang dengan mengelar penyuluhan narkoba. Dan dalam waktu dekat kami akan mengelar penyuluhan narkoba se kecamatan Bontang Utara bekerjasama dengan Karang Taruna Guntung," kata Yoki.
Yoki didampingi lima temannya mengaku ada kendala kurangnya dukungan dinas terkait dalam pelibatan program mereka maupun kelurahan tempat mereka keseharian berada.
"Kadang kami disamakan dengan dengan tenaga honor untuk sekadar mengetik padahal kami harusnya lebih dari itu dan kami bisa membantu melaksanakan program yang sedang dikerjakan," ujarnya.
Persyaratan menjadi PSP3 di antaranya berumur kurang dari 28 tahun, belum kawin dan sanggup tidak kawin selama tiga bulan pertama.
"Kami mendapatkan biaya hidup minimal, dalam seleksi kami diprioritaskan memiliki keinginan dan spirit untuk membangun desa atau kelurahan," kata Yoki yang menjelaskan bahwa tiga teman lainnya saat ini sedang di Jakarta untuk mengurus biaya hidup di Kemenpora. (*)
