Bontang, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kota Bontang, Kalimantan Timur, mengarahkan pengembangan ekonomi biru berupa hilirisasi industri ke sektor kelautan dan perikanan, berupa pengolahan rumput laut dan pengalengan ikan, guna menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja baru.
"Untuk sektor pengalengan ikan, tim kajian merekomendasikan pendekatan yang pragmatis dan efisien. Kajian kami lakukan kerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang," kata Ketua Tim Kajian Pemetaan Peta Potensi dan Peluang Investasi Dr Rahcmad Budi Suharto di Bontang, Sabtu.
Pendekatan pragmatis dan efisien penting dilakukan ketimbang membangun fasilitas baru dengan biaya investasi tinggi, sehingga dalam hal ini fokusnya diarahkan pada optimalisasi infrastruktur yang sudah ada.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, lanjutnya, diidentifikasi sebagai lokasi paling strategis karena berdekatan dengan aktivitas nelayan, sumber bahan baku ikan segar, dan telah dilengkapi cold storage (penyimpanan berpendingin) untuk penunjang rantai pasok.
Ia menekankan pentingnya skema pengelolaan dan pembiayaan yang melibatkan berbagai pihak (pemerintah, koperasi nelayan, dan investor swasta), namun keterlibatan masyarakat lokal harus dijamin agar nelayan tetap menjadi bagian integral dari rantai nilai ekonomi tersebut.
Sedangkan untuk subsektor rumput laut, ia menyatakan Bontang memiliki kualitas unggul dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk turunan, mulai dari agar-agar, kosmetik, hingga farmasi.
Menurutnya, kerja sama dengan DPMPTSP Bontang ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat struktur ekonomi melalui hilirisasi industri kelautan dan perikanan.
Strategi ini bertujuan menggeser ketergantungan ekonomi dari sektor energi menuju pemanfaatan maksimal sumber daya alam lokal, khususnya ikan dan rumput laut untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan pemda.
Kota Bontang memiliki potensi besar di bidang perikanan tangkap dan rumput laut, namun nilai ekonominya belum maksimal karena sebagian besar hasilnya masih dijual dalam bentuk mentah, sehingga melalui hilirisasi diharapkan bisa menciptakan rantai nilai baru yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
Sementara Kepala DPMPTSP Bontang Muhammad Aspiannur, menyatakan bahwa jika ke depan hilirisasi rumput laut dan perikanan berjalan, hal ini akan melahirkan industri turunan yang padat karya dan secara langsung meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.
"Diversifikasi ekonomi dari energi ke maritim memang menjadi konsentrasi kami. Terlebih pengembangan hilirisasi kelautan dan perikanan ini sejalan dengan visi 'Bontang Berbenah' dan memang menjadi kebutuhan Bontang yang lebih dikenal sebagai kota industri berbasis energi," katanya.
