Bontang, Kaltim (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Kalimantan Timur, optimistis target investasi sebesar Rp2,5 triliun pada akhir tahun ini tercapai, baik dari investasi dalam negeri maupun dari modal asing.
"Kami optimis target hingga triwulan IV 2025 yang sebesar Rp2,5 triliun tercapai, karena hingga triwulan III 2025 sudah terealisasi Rp821 miliar atau 44,17 persen, sedangkan saat ini investasi untuk berbagai proyek dan industri terus masuk," ujar Kepala DPMPTSP Kota Bontang Muhammad Aspiannur di Bontang, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa capaian ini merupakan cerminan dari komitmen kuat para pelaku usaha bersama pemda setempat terhadap iklim investasi yang kondusif, sekaligus membuktikan bahwa Bontang merupakan daerah dengan daya tarik kuat sebagai ladang investasi di Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dinas setempat, saat ini sektor industri kimia dan farmasi, perdagangan, serta sektor konstruksi masih menjadi tulang punggung daya tarik investasi di Bontang.
Aspiannur menambahkan, pihaknya terus mendorong investor agar tidak hanya fokus di sektor industri besar, sehingga yang dilakukan DPMPTSP Bontang adalah dengan melakukan diversifikasi investasi, yakni mengarahkan penanaman modal ke berbagai sektor baru untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga: Pupuk Indonesia bangun pabrik soda ash di Bontang, pertama di Indonesia
Sektor baru tersebut seperti industri soda ash yang peletakan batu pertama pembangunan pabrik ini telah dilakukan pada Jumat kemarin (31/10), sehingga pabrik ini diyakini akam mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Soda ash sangat dibutuhkan karena merupakan komponen kunci dalam berbagai proses industri seperti untuk pembuatan kaca, deterjen bubuk kering, baterai lithium-ion, bahkan menjadi bahan penting dalam industri farmasi.
Ia juga mengatakan, sedangkan untuk mempercepat laju investasi, Pemkot Bontang melalui DPMPTSP telah mengambil langkah proaktif dalam reformasi pelayanan.
Reformasi pelayanan ini berupa optimalisasi sistem perizinan berbasis jaringan atau sistem daring terintegrasi untuk mewujudkan proses perizinan yang lebih cepat, transparan, dan memangkas waktu pengurusan.
"Sepanjang Januari hingga 22 Oktober 2025, DPMPTSP Bontang sudah menerbitkan 2.489 Nomor Induk Berusaha (NIB). Kami berharap iklim investasi semakin kondusif dan menarik minat investor baru," kata Aspiannur.
Baca juga: Investasi hotel dan pariwisata Bontang jadi gerbang ekonomi baru Kaltim
