Ujoh Bilang (ANTARA) - Program Keluarga Berencana (KB) salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yang tentunya berimplikasi pada kesejahteraan keluarga, sehingga tiap keluarga diimbau memahami maksud dan tujuan KB agar tidak salah persepsi.
"Dalam program KB tidak ada larangan punya banyak anak, tapi untuk mengatur jarak kelahiran demi kesehatan ibu dan anak, termasuk untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga," ujar Ketua Tim Penggerak Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Mahakam Ulu, Yovita Bulan Bonifasius di Ujoh Bilang, Senin.
KB yang diprogramkan pemerintah adalah untuk mewujudkan Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Yovita berpesan bagi keluarga yang belum mengikuti Program KB karena mendapat pemahaman yang keliru sebelumnya, sebaiknya bertanya kepada mereka yang paham bahwa pemerintah bukan melarang memiliki anak banyak, tapi untuk mengatur jarak kelahiran demi kebaikan keluarga.
Ketika ibu melahirkan, saat itulah banyak saraf yang putus. Saraf tersebut akan tersambung kembali yang diperkirakan sekitar empat tahun setelah melahirkan, sehingga jarak melahirkan untuk anak berikutnya diimbau setelah empat tahun tersebut.
Selain itu, jika jarak melahirkan antara anak yang satu dengan kelahiran berikutnya terlalu rapat, dipastikan berdampak pada kurangnya kasih sayang dari ibu, diantara air susu ibu akan diprioritaskan bagi anak yang baru lahir, padahal balita lain yang kemudian punya adik juga masih perlu ASI dan bentuk kasih sayang lainnya.
"Mengatur jarak kelahiran akan berdampak positif pada berbagai hal baik terkait pendidikan, kesehatan, asupan gizi, hingga kesehatan bagi ibu dan anak. Kondisi ini juga berkaitan erat dengan masalah keuangan keluarga, apalagi masalah ekonomi biasanya sangat peka terhadap perkembangan keluarga, sehingga melalui program KB diharapkan bisa mewujudkan kesejahteraan keluarga," katanya.
Ia juga mengharapkan semua anggota dan kader PKK Mahulu lebih giat menggaungkan pentingnya menata kehidupan dalam keluarga, karena keluarga adalah pilar utama dan paling utama terbentuknya kepribadian yang mewarnai kehidupan manusia.
Dalam program KB, lanjutnya, tidak melalui membahas tentang alat kontrasepsi, tapi juga ada program peningkatan ekonomi keluarga. Bahkan juga ada nilai-nilai agama, kemanusiaan, kebangsaan, keadilan sosial, dan nilai moral secara praktis akan diproses dan ditentukan dalam keluarga.
Ia juga mengapresiasi bagian program KB melalui Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang sudah dilakukan di Kabupaten Mahulu. Kondisi ini tentu turut mewarnai pendapatan keluarga dari berbagai usaha yang dijalankan kaum ibu.
Hasil kerajinan atau produksi dari UPPKS Mahulu tersebut bahkan turut dipamerkan dalam Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-XXVI Tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2019 yang digelar di Taman Budaya Sendawar, Kabupaten Kutai Barat, beberapa hari lalu.