Samarinda (ANTARA News Kaltim)- Selama Oktober 2011 Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,44 pada September menjadi 137,99 pada Oktober, atau mengalami deflasi sebesar 0,33 persen.
Dengan adanya catatan deflasi pada Oktober tersebut, maka total inflasi tahun kalender 2011 mulai Januari hingga Oktober menjadi 5,74 persen.
"Sedangkan inflasi sejak Oktober 2010 ke Oktober 2011 (year on year) mencapai 6,99 persen," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Johni Anwar di Samarinda, Rabu.
Jika dirinci menurut kota, lanjut dia, maka Kota Samarinda dan Balikpapan mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,75 persen, dan 0,15 persen, sedangkan Kota Tarakan mengalami inflasi mencapai 0,63 persen.
Berdasarkan angka tersebut, berarti laju inflasi tahun kalender 2011 untuk tiga kota tersebut, masing-masing untuk Samarinda berinflasi 5,66 persen, Balikpapan 6,49 persen, dan Tarakan berinflasi 3,95 persen.
Menurut dia, deflasi terjadi terutama karena adanya penurunan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran yang memiliki andil dominan, yakni dengan ditunjukkannya oleh penurunan indeks pada kelompok barang sandang, bahan makanan, transport dan komunikasi.
Untuk kelompok sandang pada Oktober berdeflasi 1,54 persen, kelompok bahan makanan berdeflasi 1,12 persen, dan kolompok transport serta komunikasi berdeflasi 0,49 persen.
Sedangkan untuk kelompok lain masih mengalami inflasi, urutannya adalah kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,26 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau berinflasi 0,26 persen, bahan bakar berinflasi 0,18 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga berinflasi 0,17 persen.
Sementara sumbangan kelompok pengeluaran terhadap inflasi di Kaltim pada Oktober 2011, bahan makanan memberikan andil minus 0,27 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil inflasi 0,05 persen.
Untuk perumahan memberikan andil inflasi juga 0,05 persen, sandang minus 0,11 persen, kesehatan 0,01 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga berandil 0,01 persen, kelompok transport dan komunikasi memberikan andil minus 0,07 persen.(*)