Samarinda (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Samarinda, Kalimantan Timur mengoptimalkan penggarapan lahan seluas 3.000 meter persegi untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah, sekaligus mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Lapas Narkotika Samarinda Theo Adrianus Purba di Samarinda, Rabu, menjelaskan program ini tidak hanya fokus pada pertanian, tetapi juga peternakan.
"Kami memiliki pembibitan (nursery) dengan sistem pertanian pintar untuk menanam cabai merah dan pakcoy. Selain itu, kami juga membudidayakan terong, bebek, ayam, lele, hingga madu dari lebah kelulut," ujarnya.
Nursery ini menggunakan sistem terintegrasi yang memungkinkan penyiraman dan pemupukan otomatis. Media tanam yang digunakan adalah sabut kelapa.
Menurut Theo, hasil panen tidak hanya dinikmati oleh warga binaan, tetapi juga dijual kepada pegawai dan masyarakat sekitar.
"Contohnya, kangkung hasil kebun kami dipasok ke penjual pecel lele di sekitar Bayur hingga Sempaja," kata Theo.
Lapas Narkotika Samarinda juga memberdayakan warga binaan untuk merawat kebun dan peternakan. Tujuannya, memberikan bekal keterampilan yang dapat mereka gunakan setelah bebas nanti.
Pihaknya menyiapkan kader-kader yang memiliki keahlian di bidang pertanian dan peternakan, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam mengolah lahan-lahan tidak produktif menjadi lahan yang bermanfaat.
Theo mengakui ada sejumlah tantangan dalam melaksanakan program ini. Pertama, tingkat keasaman tanah di Samarunda berbeda dengan daerah di Jawa.
"Tantangan berikutnya adalah cuaca dan curah hujan yang tidak stabil. Belum lagi serangan hama seperti monyet, ular, biawak, dan musang," keluh Theo dengan kondisi Lapas yang bersinggungan langsung dengan hutan.
Lapas Narkotika Samarinda berkomitmen untuk terus menjalankan program ini. Mereka berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan ketahanan pangan di wilayah sekitarnya.
"Kami menyadari tantangannya tidak mudah, tetapi kami akan terus berusaha," tegas Theo.