Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Komunitas pecinta sungai yangtergabung dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM)Samarinda, Kalimantan Timur, mengenalkan ke masyarakat mengenai konsep panenair hujan dalam rangkaian peringatan Hari Air Dunia.
"Banyakkeuntungan yang ingin kami sasar dalam pengenalan panen air hujan, di antaranyaagar warga tidak kekurangan air dan dapat mengurangi risiko banjir yang kerapmelanda Samarinda," ujar Koordinator Umum GMSS-SKM Yustinus SaptoHardjanto di Samarinda, Minggu.
Hal itudikatakan Yus ketika menjadi pembicara pada 'Sekolah Sungai Karang Mumus' diJalan Gelatik II Samarinda, yang diikuti puluhan warga setempat. Kegiatan inidigelar melalui kerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan(Himateli) Unmul.
Panen air hujanmerupakan upaya menangkap, mengalirkan, dan menyimpan air hujan dalam tempatuntuk digunakan baik keperluan saat ini maupun masa mendatang.
Panen air hujan penting dilakukan diSamarinda mengingat di musim penghujan kerap berubah menjadi musim banjir,sedangkan ketika musim kemarau kerap kekurangan air.
Menurutnya,curah hujan yang tinggi di Samarinda merupakan potensi sekaligus risiko, karenaperkembangan pesat di Samarinda menyebabkan hilangnya banyak area resapan air,daerah perlindungan air, dan penampungan air.
"Bukitbanyak yang dipotong dan dimatikan, lahan dengan tutupan hijau berkurang jauh,rawa juga ditimbun menjadi permukiman sehingga banjir tidak terelakkan,"tuturnya.
Permukaantanah yang banyak tertutup atap, semen, dan aspal membuat air hujan minimterserap ke tanah, sebagian besarnya menjadi air permukaan yang tumpah ke gotdan sungai. Namun, daya tampung saluran yang rendah membuat air permukaanmenjadi genangan banjir.
Pemanenan airhujan baik dengan cara ditampung untuk keperluan sehari-hari maupun untukdiresapkan ke tanah, akan mengurangi limpasan sehingga memperkecil risikobanjir.
Air hujan bisa dipanen dengan caraditampung langsung lewat atap yang dialirkan ke talang lalu ke bak di atastanah, bisa juga ditampung dalam bak bawah tanah.
"Sementara untuk meresapkan air ke tanah bisa memakai cara biopori,sumur resapan, water garden, parit kebun/sawah, embung, danau, danlainnya," ucap Yus.
Air hujanrelatif aman untuk keperluan sehari-hari, namun untuk keperluan konsumsi harusdiperhatikan pengolahannya, yakni dengan cara filtrasi guna mengurangi berbagaimacam zat yang berbahaya dalam air hujan karena polusi maupun kotoran dari atap.
"Jikadipakai untuk air minum, harus diperhatikan kandungan kalsiumnya, karena jikakandungan kalsium air rendah, maka yang mengkonsumsi harus menambah asupankalsium agar tulang tidak keropos dan gigi tidak rusak," tutur Yus lagi. (*)