Samarinda (Antaranews Kaltim) - Komunitas pemerhati sungai di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang tergabung dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) terus merawat riparian (tanaman kanan kiri sungai), karena kawasan ini termasuk vital.
"Sudah ada beberapa tanaman khas pinggir sungai yang kami tanam. Sedangkan sekarang sudah ada sekitar 7.000 bibit yang kami kembangkan di Sekolah Sungai Karang Mumus, beberapa di antaranya siap ditanam," ujar Koordinator Umum GMSS-SKM Yustinus Sapto Harjanto di Samarinda, Kamis.
Bibit tersebut ada yang dikembangkan anggota GMSS-SKM Samarinda secara mandiri dan ada juga hasil sumbangan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) dan Hutan Lindung Mahakam Berau.
Sementara penanaman pohon di riparian dan ruang sungai, lanjut Yustinus, selain dilakukan oleh anggota GMSS-SKM, juga oleh kelompok lain yang peduli terhadap lingkungan sungai, baik lembaga pemerintah, komunitas, maupun mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di Kaltim.
Hingga kini, pihaknya terus melakukan perawatan terhadap sungai baik melakukan penghijauan, pembibitan, memungut sampah, hingga memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui sekolah sungai, terutama pemahaman tentang arti penting sebuah sungai dan bagaimana harus menjaga keseimbangan sungai.
Sementara itu, Dina Fatimah, seorang anggota GMSS-SKM Samarinda, setelah menanam bibit pohon jinga (pohon khas pinggir sungai sebagai peneduh sekaligus penahan erosi), mengatakan bahwa keberadaan pohon sangat penting sebagai pencegah pemanasan global sekaligus penyerap polusi.
Untuk itu, walaupun tidak setiap hari bisa membantu merawat sungai dan menjaga ruang sungai karena kesibukannya, ia tetap menyempatkan menanam pohon di riparian kawasan Muang, Lempake, Samarinda Utara, jika ada waktu lenggang.
Hal ini dilakukan karena tanaman khas riparian sangat penting dan manfaatnya sangat banyak, antara lain sebagai elemen keindahan dan pariwisata sehingga SKM akan banyak dikunjungi wisatawan baik untuk menyegarkan pikiran maupun sebagai ajang swafoto.
Manfaat lainnya adalah sebagai elemen pemasok makanan bagi fauna, sebagai elemen konservasi mata air dan peningkatan peresapan air, sebagai pelindung sungai dan pencegah erosi, menurunkan kecepatan air ke hilir.
selain itu, tanaman pinggir sungai juga sebagai penyaring polutan dari luar sungai maupun dari hulu, sebagai habitat produsen penyangga ekosistem sungai, termasuk memberikan kenyamanan warga yang gemar memancing karena pemancing akan terlindungi dari terik matahari.
"Saya harap makin banyak warga yang memahami peran penting sebuah sungai, manfaat tanaman di riparian, termasuk fungsi tanaman di kawasan darat yang masih masuk ruang sungai, dengan begitu warga tidak merusak atau membabat tanaman di ruang sungai," ucap Dina.(*)