Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pakar Asosiasi Serikat Pekerja
(ASPEK) Indonesia Kun Wardana Abyoto menyatakan era digital akan
menciptakan banyak pengangguran karena lapangan pekerjaan yang tercipta
jumlahnya lebih kecil dari pada lapangan pekerjaan yang hilang.
"Statistik ILO mengatakan di era digital, ada pekerjaan-pekerjaan
yang menjadi hilang dan menciptakan pekerjaan baru namun selisihnya
sangat besar sehingga akan terjadi banyak pengangguran. Kita harus bisa
melihat ke depan, kalau menunggu ini terjadi, akan ketinggalan," ujar
Kun dalam Seminar Nasional "Memperjuangkan Kesejahteraan dalam Bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia" yang digelar oleh ASPEK Indonesia di
Jakarta, Senin.
Pengamatan yang dicatat Organisasi Buruh Internasional (ILO) itu
disebutnya telah melihat kecenderungan teknologi digital akan menguasai
seluruh bidang pekerjaan.
Kun mengatakan revolusi teknologi telah terjadi empat kali, yaitu
pertama dengan penemuan mesin uap, kedua elektrifikasi, ketiga
penggunaan komputer, dan keempat revolusi era digital.
Sedangkan pengaruh era digital terhadap semakin banyaknya
pengangguran disebabkan oleh penerapan robotisasi dan otomasi di
perusahaan.
Serikat Pekerja dan pemerintah disebutnya harus dapat mencermati hal itu dan menyiapkan antisipasi yang dibutuhkan.
Kun mencontohkan di China, pemerintah memberlakukan kebijakan khusus
larangan masuk untuk perusahaan berplatform digital seperti Google,
Amazon dan Facebook untuk melindungi perusahaan dalam negeri.
"Di alibaba.com, kegiatan sale mereka bisa mengalahkan pendapatan Amazon selama setahun. Betapa besar pasarnya," ujarnya.
Namun untuk Indonesia, Kun mengakui masih susah melindungi pekerja
dari kehilangan pekerjaannya karena belum memiliki teknologi yang
memadai serta belum adanya kebijakan pemerintah yang mendukung seperti
di China. (*)
Era Digital Ciptakan Banyak Pengangguran
Senin, 20 Februari 2017 14:49 WIB