Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menyiapkan 1.000 bibit pohon untuk menghijaukan di lokasi bendungan yang berada di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan menjaga cadangan air di bendungan itu.
"Kami siapkan 1.000 bibit pohon untuk ditanam di lokasi bendungan dan sekitarnya untuk melestarikan lingkungan," jelas Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kaltim Joko Istanto di Penajam, Selasa.
"Bibit pohon yang ditanam itu juga merupakan cadangan air di bendungan untuk mendukung ketersediaan air bersih bagi warga Kabupaten Penajam Paser Utara," tambahnya.
Sebanyak 1.000 bibit pohon yang disiapkan, antara lain 500 bibit pohon aren dan 500 bibit pohon sengon dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Penyediaan bibit pohon tersebut atas kerja sama dengan Persemaian Modern (Nursery Center) Mentawir di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penanaman bibit pohon di lokasi bendungan sudah dilakukan secara simbolis oleh Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik bersama Penjabat Bupati Penajam Paser Utara Muhammad Zainal Arifin, pada akhir Desember 2024.
Dishut Provinsi Kaltim melakukan koordinasi dengan masyarakat sekitar dan Pemerintahan Kecamatan Babulu untuk menentukan lokasi lainnya dalam penanaman bibit pohon tersebut.
Dishut Provinsi Kaltim melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) yang berkantor di Kabupaten Penajam Paser Utara juga bekerja sama dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) bakal melakukan perawatan ratusan pohon tersebut setelah ditanam.
"Aren tidak perlu perawatan khusus tetapi ada hasilnya, kalau membawa manfaat masyarakat sekitar pasti ikut merawat," ujarnya.
Bendungan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut diresmikan Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik pada 21 Desember 2024.
Bendungan seluas 4,3 hektare dirancang mampu menghasilkan air bersih 5-10 liter per detik, sehingga dapat mengatasi persoalan air bersih dan mengairi 350 hektare lahan pertanian, kata Joko Istanto.