Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur memprediksi harga sembilan bahan kebutuhan pokok di daerah setempat masih akan terus meningkat, meskipun pada Agustus lalu mengalami deflasi 0,06 persen.
"Berdasarkan survei yang kami lakukan menunjukkan adanya pergerakan harga komoditas pangan strategis, seperti beras, telur ayam, daging ayam ras, cabai, dan bawang meningkat, meski masih dalam batas yang wajar," kata Kepala Bank Indonsia Provinsi Kaltim Mawardi BH Ritonga di Samarinda, Kamis.
Hasil survei tersebut mengindikasikan permintaan dari sisi konsumen masih cenderung meningkat.
Hal tersebut, lanjut Mawardi, perlu disikapi dengan ketersediaan pasokan yang memadai, agar tidak menimbulkan kelangkaan yang dapat mendorong kenaikan harga.
Apalagi di tengah ancaman el-nino (kemarau panjang) dan mundurnya musim hujan yang akan mengganggu produktivitas pangan, kondisi itu akan memicu iflasi (kenaikan harga).
Menurut ia, survei konsumen yang telah dilakukan Bank Indonesia Kaltim pada Agustus mencatat indeks keyakinan konsumen masih cukup tinggi, bahkan meningkat dari 111,7 pada Juli 2015 menjadi 117,3 pada Agustus 2015.
"Selain itu, rilis BPS Kaltim mengenai perkiraan ekonomi konsumen pada triwulan III tahun 2015 juga menunjukkan adanya peningkatan, yakni dengan tingkat optimisme konsumen yang lebih baik ketimbang triwulan sebelumnya, dari 107,40 menjadi 109," ujarnya.
Bank Indonesia Kaltim maupun pemerintah daerah, tambah Mawardi, senantiasa memperkuat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi, baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah.
Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilakukan pemerintah daerah dalam menjaga inflasi khususnya pada kelompok volatile foods, seperti memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, penyediaan infrastruktur yang lebih baik.
Kemudian melakukan komunikasi lintas sektoral untuk meredam kenaikan harga pada komoditas selain pangan, termasuk keterlibatan aparat hukum dalam pengawasan kelancaran distribusi komoditas pangan maupun pupuk untuk produksi pangan.
Saat ini, katanya, Polda Kaltim juga serius melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan larangan penimbunan barang dan pangan.
Dalam kaitan menjaga keseimbangan inflasi, Bank Indonesia Provinsi Kaltim akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan pergerakan inflasi secara khusus, kemudian perekonomian secara umum baik domestik maupun eksternal.
"Selain itu, Bank Indonesia secara konsisten melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini, guna menuju sasaran inflasi di akhir tahun sebesar 4+1 persen," kata Mawardi. (*)