Balikpapan (ANTARA) - Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan mengantisipasi masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) masuk melalui pintu gerbang jalur udara di Kota Balikpapan.
"Sebagai bandara bertaraf Internasional kami melakukan pengetatan pengawasan terhadap virus tersebut," ujar CEO Regional VI PT Angkasa Pura Indonesia, Handy Heryudhitiawan di Balikpapan, Senin (6/1).
Dia menyampaikan pengetatan itu tidak hanya di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, tapi saya pikir seluruh bandara bertaraf internasional lainnya di Indonesia.
Handy mengemukakan, dari Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan juga terus memperbarui informasi terkait wabah asal China yang menjadi perhatian dunia tersebut.
"Kami turut bekerjasama dengan Balai Besar dalam memperbaharui informasi per hari, termasuk prosedur jika ditemukan adanya virus tersebut," ungkapnya.
Dalam hal ini, Handy menerangkan dari Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan ingin memastikan prosedur yang diterapkan kedepannya.
"Bila memang ada prosedurnya, kami akan mendukung karena itu hal yang utama yang harus kita pastikan," tegasnya.
Dia mengaku hingga saat ini belum ada prosedur baik itu penggunaan masker seperti pada masa Pandemi COVID-19.
"Kami juga belum menerima adanya pembatasan," ungkapnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengatakan HMPV yang dikabarkan di media massa akhir-akhir ini mengatakan sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit mematikan, namun publik tetap perlu melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti istirahat yang cukup.
"Apakah HMPV ini ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai acara pelepasan Peserta Fellowship Kardiointervensi ke China dan Jepang di Jakarta, Senin.
Budi menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang ditemukan pada 2001 dan sudah beredar di seluruh dunia sejak itu, dan selama ini tidak ada kejadian besar akibat itu. Selain itu, dia pun menepis pemberitaan tentang naiknya kasus HMPV di China.
"Nomor dua, apakah HMPV naik tinggi di China tahun 2024? Tidak benar juga. Sudah dibantah sama Pemerintah China, sudah dibantah juga oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jadi itu hoaks berita itu, ya, teman-teman," kata Budi.
Dia menambahkan, virus yang merebak di China bukan HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa. Secara prevalensi, katanya, di China, HMPV menempati urutan ketiga.
"Bahwa setiap musim dingin itu terjadi kenaikan (H1N1) di negara-negara empat musim itu, iya. Di China pun demikian," dia menuturkan.
Dia pun mengingatkan, semua orang dapat terkena flu, namun jika sistem imun baik, virus tersebut dapat ditangani oleh tubuh. Budi pun menyebutkan sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk membangun sistem imun, seperti istirahat dan olahraga yang cukup, dan beristirahat apabila batuk dan pilek.
"Kalau tetangganya batuk pilek bersin-bersin, menghindar dari dia. Tiga M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker," katanya.