Balikpapan (ANTARA) - Sekretariat Daerah (Setdakot) Pemerintah Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Balikpapan dilaksanakan secara bertahap.
"Nanti dilaksanakan diseluruh Kota Balikpapan, tapi dimulai secara bertahap dulu dari Balikpapan Selatan," jelas Sekda Muhaimin di Balikpapan, Kamis (9/1).
Ia menjelaskan, program MBG di Kota Balikpapan dijalankan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia dimana mereka ditugaskan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia tersebut direkrut oleh BGN secara bertahap. Adapun tahapan MBG di Balikpapan tersebut dari Balikpapan Selatan, berikutnya di Balikpapan Utara, Timur, Tengah, dan Balikpapan Kota.
Diakuinya pelaksanaan MBG di Kota Balikpapan agak terlambat, seharusnya tanggal 6 Januari, tapi persiapan dari BGN dengan pihak penyedia makanan itu belum rampung.
Kendati demikian, Muhaimin memastikan Pemerintah Kota Balikpapan sangat mendukung program tersebut mengingat program itu untuk mencerdaskan anak bangsa.
"Yang kami inginkan pada saat pelaksanaan tidak ada permasalahan baik penyedia makanan, kalori maupun kebersihan hingga pendistribusian," katanya.
Menurut Muhaimin, pendistribusian itu juga akan dibagi menjadi tiga tahap, yakni mulai pukul 07.45 Wita, 10.00 Wita dan pukul 13.00 Wita.
"Tergantung nanti kondisi sekolah, seperti Taman Kanak-kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PADU) itu bisa jadi yang pertama untuk mereka sarapan," tuturnya.
Ia mengemukakan, pendistribusian makanan tersebut dibagi menjadi tiga tahap untuk menghindari makanan itu tidak layak makan.
"Kalau diantar pada pagi hari kemudian dimakan pada siang hari itu kan bisa jadi sudah tidak segar dan tidak layak dikonsumsi," ungkapnya.
Lanjut Muhaimin program MBG di Kota Balikpapan masih menggunakan anggaran dari BGN dengan kisaran Rp8.000 hingga Rp10.000.
Sementara untuk PAUD hingga kelas 3 SD harga pokok makanannya yang diolah itu seharga Rp8.000 dan seterusnya hingga SMA/SMK Rp10.000.
Kemudian untuk penyedia makanan yang ditunjuk oleh BGN melalui Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (Dinkes).
"Hal ini untuk mengetahui apakah nilai gizi makanan tersebut telah memenuhi standar atau belum, kemudian tempatnya apakah sudah bersih," ucapnya.
Setelah semua sudah siap, kata Muhaimin, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan akan menyampaikan agar bisa dilaksanakan program tersebut.
Dia juga meminta kepada Disdikbud untuk memperhatikan menu makanan, dalam arti melakukan pendataan dan menandai untuk mengetahui kondisi anak.
"Ini sebagai antisipasi, siapa tau anak-anak kita ada yang alergi baik itu ayam ataupun telur dan sebagainya, sehingga saat dikirim makanan sesuai dengan kondisi anak," ujarnya.