Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah bekerja sama dengan Bank Indonesia berupaya mengendalikan laju inflasi selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1436 H atau pada Juni-Juli 2015.
"Kami bersama pemerintah melalui TPID terus melakukan upaya nyata untuk menekan laju inflasi, di antaranya melakukan sidak pasar, menggelar pasar murah dan meminta distributor agar tidak menimbun bahan kebutuhan pokok," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim Mawardi BH Ritonga di Samarinda, Rabu.
Dia menginginkan agar pada Juni dan Juli laju inflasi di Provinsi Kaltim dapat terkendali minimal berada di bawah angka inflasi nasional, sama seperti bulan sebelumnya yang laju inflasinya tidak terlalu tinggi berkat kerja sama yang dilakukan TPID Kaltim.
Pada Mei lalu, lanjut Mawardi, inflasi Kaltim sebesar 0,41 persen, sedangkan inflasi Mei "year on year" (YoY) atau dibanding Mei tahun sebelumnya sebesar 6,96 persen dan inflasi nasional YoY sebesar 7,13 persen.
Melalui kerja sama BI dan TPID setempat, maka inflasi sepanjang Juni dan Juli ketimbang tahun sebelumnya bisa dikendalikan pada kisaran 6,99 hingga 7,01 persen, atau naik di kisaran 0,10 persen, sementara inflasi nasional diprediksi masih di atas 7,13 persen.
Ia menambahkan upaya mengendalikan inflasi dilakukan karena pihaknya ingin selama puasa dan dalam merayakan Idul Fitri, daya beli masyarakat tidak menurun sehingga masih bisa merayakan lebaran dengan tenang karena terpenuhi kebutuhan pangannya.
Terkait inflasi yang terjadi sepanjang Mei lalu, penyumbang kenaikan harga diperoleh dari kelompok makanan. Sedangkan besaran inflasi year on year pada Mei 2015 adalah Kota Samarinda sebesar 5,88 persen, Balikpapan 7,39 persen, dan Kota Tarakan sebesar 9,75 persen.
Sementara untuk Juni hingga Juli yang merupakan bulan puasa hingga peringatan hari besar, diperkirakan inflasi tertinggi tetap disumbang oleh kelompok makanan, terutama kelompok bumbu-bumbuan seperti bawang putih, bawang merah, dan cabai. (*)