Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Samarinda menggenjot peran Badan Usaha Milik Rukun Tetangga (BUM-RT) dalam mengelola destinasi wisata ramah lingkungan.
Kepala Disporapar Samarinda, Muslimin di Samarinda, Jumat, menyatakan bahwa gagasan dan kreativitas masyarakat di tingkat RT perlu mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah.
"Selama ini, program pembangunan terkesan hanya digagas oleh pemerintah. Melalui Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya), pemkot ingin agar setiap RT dapat merumuskan, merencanakan, dan melaksanakan program pembangunan secara mandiri," ujarnya.
Ia mencontohkan, pembangunan jalan, posyandu, dan poskamling di tingkat RT merupakan bagian dari Probebaya. Ke depan, Disporapar berharap perencanaan pembangunan di tingkat RT dapat mencakup alokasi anggaran untuk pembentukan BUM-RT.
"Pemerintah Kota Samarinda telah membuat peraturan tentang pembentukan BUM-RT dan melaksanakan bimbingan teknis. BUM-RT diharapkan dapat mengelola potensi wisata di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan," jelas Muslimin.
Selain pengembangan BUM-RT, Disporapar juga fokus pada peningkatan sanitasi dan pengelolaan sampah di destinasi wisata. Muslimin menyoroti pentingnya penyediaan toilet umum yang bersih dan layak di setiap RT.
"Wali Kota telah membangun toilet umum di RT 35 sebagai percontohan. Ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi RT lain dalam menyediakan fasilitas sanitasi yang memadai bagi warga," ungkapnya.
Disporapar juga mencanangkan program Samarinda Kota Bersih dengan melakukan kunjungan rutin ke setiap kelurahan dan kecamatan untuk memantau pelaksanaan kerja bakti.
Muslimin menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman tentang pengelolaan sampah.
"Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi barang produktif, sementara sampah basah dapat diolah menjadi maggot dan pupuk. Kami berharap setiap RT dapat mengelola sampahnya dengan baik," tuturnya.
Pemanfaatan Mesin Pencacah Sampah, dia menyampaikan bahwa Wali Kota Samarinda telah mengunjungi Thailand untuk mempelajari teknik pengolahan sampah. Ia mendorong pengadaan mesin pencacah sampah di tingkat RT.
"Mesin pencacah sampah dapat mengolah sampah rumah tangga menjadi barang bernilai ekonomis. Kami akan menyampaikan kepada Wali Kota agar mengalokasikan anggaran untuk pengadaan mesin ini di setiap RT," jelas Muslimin.
Transformasi Sungai Mahakam dan Pengembangan Destinasi Wisata Baru, dia menyoroti upaya pemerintah dalam mentransformasi Sungai Mahakam menjadi destinasi wisata unggulan.
Pembangunan Teras Kota Samarinda di bantaran Sungai Mahakam merupakan salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi tersebut.
"Pembangunan Teras Kota Samarinda menelan anggaran sebesar Rp600 miliar tanpa bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat. Ini merupakan bukti komitmen pemkot dalam mengubah citra Sungai Mahakam," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga tengah mengembangkan berbagai destinasi wisata baru. Di antaranya revitalisasi Pasar Pagi menjadi pusat wisata belanja yang modern dan nyaman, pengembangan kawasan Citra Niaga, pembangunan terowongan untuk mengurai kemacetan, dan penataan kawasan Seberang Mahakam.
Muslimin menegaskan bahwa semua program pembangunan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Samarinda.
"Kami berharap Samarinda dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Kalimantan Timur bahkan di tingkat nasional," ucapnya.
Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Kota Samarinda untuk berkolaborasi dalam mengembangkan dan mempromosikan destinasi wisata.
Pemkot Samarinda telah menyediakan Tourist Information Center di bandara setempat. Pihakmya mengimbau para pengelola tempat wisata untuk menyediakan brosur dan informasi lengkap mengenai destinasi wisata mereka.
Disporapar juga menempatkan Duta Wisata di bandara untuk memberikan informasi kepada wisatawan yang datang ke Samarinda.
"Kami optimistis dengan kolaborasi dan promosi yang baik, pariwisata Kota Samarinda semakin berkembang," tutup Muslimin.