Samarinda (ANTARA) -
Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur, bersama sejumlah korporasi sepakat mendorong cita-cita mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pilar sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing tinggi.
"Unmul bersama para mitra sepakat membantu mencapai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menuju visi Indonesia Emas 2024 dalam pilar SDM unggul," kata Rektor Unmul Samarinda Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si, IPU, ASEAN Eng, di Samarinda, Ahad.
Kesepakatan tersebut dibuktikan dengan telah dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman Unmul bersama sejumlah mitra korporasi seperti International Association of Business Communicators (IABC Indonesia)/ Perkumpulan Komunikasi Internasional Indonesia (PERKOMII), VMCS Advisory, dan NoLimit Indonesia.
Penandatangan teresebut dilakukan pada Jumat (20/9) di Ruang Teater Unmul, dengan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding - MoU) yang mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sedangkan yang menandatangani MoU antara lain Abdunnur, Wakil Rektor 4 Unmul Elvera N. Makki, S.IP., MBA., ABC, SCMP, Presiden IABC Indonesia dan CEO VMCS Advisory, serta Dr. Aqsath R. Naradhipa selaku CEO NoLimit Indonesia.
Menurutnya, di era digitalisasi dan media sosial yang berkembang pesat, serta kecanggihan teknologi yang terus maju, menuntut dunia korporasi dan perguruan tinggi dapat berkolaborasi dalam menjawab berbagai tantangan dan tuntutan di masyarakat.
Komunikasi pun memiliki peran yang semakin besar dalam meningkatkan reputasi, kredibilitas, dan kepercayaan pemangku kepentingan.
"Kerja sama ini sangat penting sebagai langkah awal untuk mulai membangun komunikasi antar-lembaga, perguruan tinggi, dan praktisi lintas industri dalam rangka mendorong berbagai pengembangan dan inovasi yang dibutuhkan Indonesia ke depan," kata Abdunnur.
Sesi dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Implementation Agreement (IA) dengan para dekan dan ketua program studi lima fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, disaksikan oleh 170 mahasiswa dan mahasiswi.
Selanjutnya, sebagai Keynote Speaker dalam seminar yang dirangkai penandatangan itu adalah Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc, Ph.D, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara yang memaparkan perkembangan terkini pembangunan Nusantara.
Sementara Elvera N. Makki mengatakan, reputasi sangat penting dikelola oleh perguruan tinggi di era digital dan media sosial yang semakin menuntut transparansi dan komunikasi aktif dengan pemangku kepentingannya, karena dengan reputasi yang kuat, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dan ranking yang lebih baik.
"Reputasi tidak hanya diusahakan oleh kampus, namun juga mahasiswa dan mahasiswinya, antara lain melalui keunggulan akademis, penulisan jurnal, aktif mengikuti kegiatan sosial, kompetisi olahraga, seni, dan budaya, serta mulai mengikuti konferensi bertaraf internasional," ujar ia.
Aqsath R. Naradhipa juga memberikan pemaparan dengan pembahasan yang berfokus pada bagaimana algoritma, machine learning dan Artificial Intelligence (AI) dalam menganalisis data akademik dapat meningkatkan akurasi hasil penelitian.
“Pemanfaatan big data saat ini sudah lebih merata, tidak hanya di industri bisnis dan pemerintahan, tetapi juga di perguruan tinggi. Pemanfaatan teknologi ini bisa membantu para akademisi untuk mendapatkan data pelengkap yang lebih realtime dengan jumlah yang besar, hingga memetakan dan memprediksi apa yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan," kata Aqsath.
"NoLimit percaya workshop Big Data untuk akademisi ini penting untuk dilakukan, terlebih workshop big data pertama di tanah Nusantara ini bisa menjadi awalan untuk kegiatan-kegiatan lainnya,” katanya lagi.
Dr. Catur Suratnoaji, M.Si, Dekan FISIP UPN Veteran Jawa Timur berkata, seminar ini merupakan hal yang sangat penting karena sekarang merupakan era digital dimana semakin banyak masyarakat memegang gawai, sehingga reputasi seseorang, reputasi organisasi, bahkan reputasi bangsa dan negara dapat dibangun.
"Jadi ya sangat penting agar orang-orang memahami betul, begitu pentingnya media sosial untuk membangun sebuah reputasi," kata Catur, saat memaparkan peran big data dalam menganalisa dan memahami reputasi.
Seminar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para mahasiswa dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan dan para pembicara memberikan tanggapan yang inspiratif dan memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk terus mengasah keterampilan serta berkontribusi secara nyata dalam pembangunan masa depan bangsa.
“Acara ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru dan menginspirasi para peserta, khususnya generasi muda, untuk lebih proaktif dalam mengambil peran dalam pembangunan bangsa, baik di tingkat lokal maupun nasional.” tutup Elvera.