Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda Kalimantan Timur mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp11 miliar untuk perbaikan infrastruktur sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya.
Kepala Disdikbud Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda Kamis mengatakan, realisasi dana tersebut mulai dikerjakan pada bulan Juli 2024, dengan fokus pada bangunan SD dan SMP secara merata.
"Kami baru memulai penggunaan DAK di bulan Juli, sesuai dengan juknis yang diterbitkan pada akhir Mei. Dana ini sangat kami nantikan karena kami membutuhkan banyak sumber pendanaan untuk perbaikan infrastruktur dan peningkatan sumber daya pendidikan," katanya.
Menurut Asli, terdapat tiga sumber dana utama untuk pendidikan di Samarinda, yaitu APBD kota, bantuan keuangan provinsi, dan DAK dari pemerintah pusat.
Pihaknya menyambut baik dukungan stimulan dari DAK, meskipun berharap di masa mendatang proses birokrasi dapat lebih dipercepat agar tidak terjadi keterlambatan seperti yang terjadi tahun ini.
Pihaknya menyambut baik dukungan stimulan dari DAK, meskipun berharap di masa mendatang proses birokrasi dapat lebih dipercepat agar tidak terjadi keterlambatan seperti yang terjadi tahun ini.
DAK yang diterima oleh Disdikbud Samarinda difokuskan pada perbaikan fisik bangunan sekolah. Pihaknya telah memetakan sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP yang memerlukan perbaikan. Salah satu sekolah yang menerima manfaat adalah SMP Negeri 10 Samarinda.
"Di samping itu, ada beberapa sekolah lain yang juga mendapatkan manfaat dari DAK ini," kata Asli.
Perbaikan yang dilakukan mencakup berbagai aspek, mulai dari toilet, atap, hingga ruang kelas.
Prioritas Disdikbud Samarinda adalah memastikan bahwa kondisi fisik sekolah tidak parah, terutama di SD yang banyak mengalami kerusakan.
Prioritas Disdikbud Samarinda adalah memastikan bahwa kondisi fisik sekolah tidak parah, terutama di SD yang banyak mengalami kerusakan.
Selain itu, Asli juga memberi apresiasi atas partisipasi komite sekolah dalam mendukung kelayakan ruang kelas sekolah.
"Kami berterima kasih kepada komite sekolah yang juga sudah banyak membantu mendukung kenyamanan ruang kelas sepanjang itu adalah sukarela, namun yang dilarang adalah pungutan biaya. Misalnya, jika satu kelas ingin membeli kipas angin, itu diperbolehkan, tetapi untuk penggantian atap atau hal fisik lainnya, kami tidak menganjurkan," katanya.
Proses lelang untuk implementasi perbaikan sekolah telah dimulai dan ditargetkan pekerjaan konstruksi dapat selesai sebelum akhir tahun.
"Kami optimistis bahwa perbaikan dapat selesai pada Desember, karena ini lebih kepada renovasi, bukan pembangunan ulang," tutur Asli.
Ia menambahkan, melalui implementasi penggunaan DAK ini, Disdikbud Samarinda terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan dan memberikan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa di Samarinda.