Samarinda (ANTARA Kaltim) - Relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kalimantan Timur, menolak kampanye hitam.
Koordinator Relawan Pasangan Jokowi-JK di Kaltim, Zuhdi Yahya, saat menggelar unjuk rasa menolak kampanye hitam di Simpang Empat Mal Lembuswana Samarinda, Selasa, menyatakan dengan ditemukannya Tabloid Martabat yang hanya memuat berita negatif salah satu pasangan calon presiden itu menunjukkan masih adanya praktik kampanye hitam yang dilakukan oknum tim sukses menjelang pemilu presiden.
"Kami selaku relawan pasangan Jokowi-JK mengecam berbagai praktik kampanye hitam apalagi dengan ditemukannya Tabloid Martabat yang memuat berita negatif pak Jokowi sementara berita pasangan calon presiden dan wakil presiden Nomor Urut 1 memuat tentang dukungan dari berbagai pihak dan berbagai hal positifnya saja," ungkap Zuhdi Yahya.
Selain berorasi secara bergantian, puluhan relawan pasangan nomor urut 2 itu juga sempat membakar sejumlah Tabloid Martabat yang mereka temukan dari beberapa warga.
"Awalnya, Tabloid Martabat ini ditemukan beredar saat pelaksanaan Salat Tarawih di Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara namun ternyata kami temukan juga beredar di wilayah Kota Samarinda. Menurut temuan relawan kami di lapangan, tabloid ini diedarkan dari rumah ke rumah secara gratis," katanya.
"Dengan temuan Tabloid Martabat ini, kami mensinyalir adanya kegiatan terorganisir untuk mendiskreditkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-JK. Jadi, melalui aksi ini kami mengajak masyarakat agar cerdas dalam memilih dan tidak terpengaruh propaganda melalui media yang tidak jelas ini. Pembakaran puluhan Tabloid Martabat yang berhasil dikumpulkan relawan kami ini sebagai bentuk protes terhadap kampanye hitam," tutur Zuhdi Yahya.
Pada aksi yang terlihat hanya dikawal beberapa polisi berpakaian preman itu, mereka mendeklarasikan Barisan Relawan (Bara) Jokowi-JK di Kaltim.
"Deklarasi Bara ini sebagai komitmen kami memenangkan pasangan Jokowi-JK di Kaltim dan kami mengajak masyarakat agar tidak golput dan menggunakan hak pilihnya pada pemilu presiden 9 Juli 2014," ujar Zuhdi Yahya.
Sebelumnya, Ketua Tim Sukses pasangan Jokowi-JK, Dody Rondonuwu, mendesak polisi dan Bawaslu mengusut penerbitan Tabloid Martabat tersebut.
Tabloid Martabat, kata Dody, terkesan memojokkan pasangan calon presiden Jokowi-JK karena pemberitaannya hanya memuat berita-berita negatif tentang pasangan nomor urut 2 itu sementara pemberitaan tentang pasangan calon presiden nomor urut 1 yakni Prabowo-Hatta cenderung berita yang bersifat positif.
"Tabloid itu dibagikan di masjid saat warga tengah melaksanakan Tarawih. Kami meminta polisi dan Bawaslu segera bertindak sebab jika tidak kami sendiri yang akan bertindak. Semestinya, di bulan suci Ramadan ini tidak diwarnai `black campaign` agar tidak memancing situasi yang memang sudah panas," kata Dody.
Bukan hanya di Kabupaten Kutai Kartanegara, kata dia, Tabloid Martabat itu juga ditemukan beredar di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Timur, Kota Balikpapan serta di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
"Kami melihat, penyebaran Tabloid Martabat yang cenderung memuat berita negatif Jokowi itu dilakukan ecara sistematis dan terorganisir sebab dibagi-bagikan di masjid saat warga tengah menjalankan Tarawih," katanya.
Pada halaman depan Tabloid Martabat itu terlihat gambar Prabowo Subianto bersama Ketua Tim Sukses Pasangan Prabowo-Hatta yang juga menjabat sebagai Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Di halaman dalam, tabloid 16 halaman yang di dalamnya tidak mencantumkan boks dan alamat redaksi itu memuat berita tentang bebagai keberhasillan serta pendapat sejumlah tokoh, baik tokoh nasional maupun tokoh di Kaltim, di antaranya almarhum Gus Dur, Sultan Kutai Haji Aji Muhammad Salehuddin II serta sejumlah kepala daerah di Kaltim yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta sementara di bagian lain memuat berbagai berita terkait permasalahan Jokowi.(*)