Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pulau terluar di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Filifina di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau mendapat perhatian untuk kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
"Mata pencaharian masyarakat di Pulau Maratua umumnya sebagai nelayan yang kondisinya cukup memprihatinkan karena segala sesuatunya terbatas," ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kalimantan Timur (Kaltim) Moh Jauhar Efendi di Samarinda, Rabu.
Jauhar yang didampingi Kepala Bidang Ketahanan dan Sosial Budaya, Musa Ibrahim mengatakan keterbatasan itu antara lain belum adanya transportasi regular sehingga jika warga mau kemanapun, harus carter kendaraan terutama jenis speed boat.
Kondisi tersebut, menurut dia, menyebabkan harga kebutuhan pokok di masyarakat menjadi sangat melambung. Hal ini terjadi bukan hanya belum adanya transportasi regular, tetapi juga karena biaya angkutnya sangat mahal akibat lokasinya yang jauh dan terpencil.
Jumlah penduduk di Maratua sebanyak 3.600 jiwa atau sekitar 1.000 kepala keluarga. Dalam upaya meningkatkan perekonomian warga dan meningkatkan kapasitas penduduk, maka kegiatan PNPM yang masuk ke lokasi itu diharapkan mampu mempercepat prosesnya.
Di antara perhatian Pemprov Kaltim terhadap pengembangan dan dukungan suksesnya PNPM Mandiri Perdesaan, maka dari anggaran 2014 ini di kecamatan itu akan dibantu membangun kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM karena selama ini kantor UPK Maratua masih menumpang di salah satu ruang Kantor Camat.
Dia mengatakan, syarat untuk mendapatkan bantuan pembangunan kantor UPK adalah pengelola PNPM di kecamatan itu harus menyediakan lahan, apabila lahan tidak disiapkan, maka bantuan pembangunan kantor UPK akan dialihkan ke kecamatan lain di Berau yang juga terpencil.
Menurut dia, keberadaan kantor UPK sangat membantu terhadap perkembangan PNPM karena dalam kantor UPK minimal harus terdapat tiga ruang, yakni ruang adminstrasi, ruang rapat, dan ruang display.
"Kalau minimal tiga ruang itu dimiliki, maka manfaatnya sangat besar, misalnya untuk ruang administrasi dapat digunakan untuk melayani dan pendataan simpan pinjam perempuam (Kelompok SPP) yang memiliki banyak unit usaha," ujarnya.
Saat ini, kata Musa Ibrahim, di Maratua terdapat sembilan kelompok SPP. Satu kelompok masing-masing beranggotakan 10 orang. Mereka medapat pinjaman untuk modal usaha sebesar Rp25 juta per kelompok sehingga masing-masing orang mendapat pinjaman modal usaha Rp2,5 juta.
Usaha yang dijalankan kelompok SPP antara lain pengolahan hasil nelayan, jualan sembako, dan jualan aneka souvenir untuk wisatawan karena Maratua merupakan salah satu kepulauan di Derawan yang banyak dikunjungi wisatawan karena keindahan alamnya.
Mengingat pesatnya perkebangan usaha yang dijalankan oleh kelompok SPP di Maratua, maka UPK PNPM Mandiri Perdesaan (MPd) setempat mengusulkan untuk pengembangan usaha, yakni dengan usulan penambahan modal senilai Rp500 juta dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM-MPd.(*)
