Samarinda (ANTARA) -
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyabet dua penghargaan Transparansi Emisi Korporasi 2023 menyusul upaya perusahaan untuk mengurangi emisi karbon dalam setiap proses lini bisnis sekaligus upaya percepatan laju dekarbonisasi Tanah Air.
"Kami bersyukur atas dua penghargaan Transparansi Penurunan Emisi Korporasi, dengan kategori
Green Elite serta penghargaan Transparansi Perhitungan Emisi Korporasi kategori Platinum Plus," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulis yang diterima Antaranews Kaltim di Samarinda, Rabu.
Rahmad menyambut positif apresiasi dalam ajang yang diselenggarakan oleh B-Universe sebagai penerbit media multi-platform dan bekerja sama dengan Bumi Global Karbon Foundation (BGK Foundation) pada Selasa (27/6).
Sebagai produsen amonia dan urea terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Kaltim berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan dan mengukuhkan posisi sebagai pioneer transformasi hijau di industri petrokimia Tanah Air.
Baca juga: Pupuk Kaltim gelar aksi Bertani Mentari
Komitmen tersebut, menurut Rahmad, bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban, melainkan sebagai komitmen telah melekat di setiap lini kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan.
Inisiatif Environmental, Social and Governance (ESG) yang dilakukan Pupuk Kaltim, juga diakui dengan pengakuan dari berbagai penghargaan tingkat nasional maupun global.
“Bagi Pupuk Kaltim, ESG bukan sekadar kepatuhan, melainkan cara hidup. Kami memulai perencanaan dengan orientasi ESG dan mengukur hasil kinerja kami juga dengan ESG. PKT sebagai produsen pupuk urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara juga berkomitmen menjadi pioneer dalam Transformasi Hijau Industri Petrokimia," katanya.
"Dari semua hal yang kami lakukan itu, penerapan ESG itu berdampak lurus dengan kinerja finansial di PKT dengan capaian laba bersih sebesar Rp14,59 triliun pada 2022," kata Rahmad.
Beragam program untuk menekan emisi karbon, melalui penerapan ESG, telah direalisasikan seperti pengembangan green ammonia, pembangunan pabrik soda ash, community forest, dan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan.
"Konsistensi dari penerapan ESG yang komprehensif ini juga telah terbukti dengan keberhasilan Pupuk Kaltim dalam menduduki peringkat pertama dunia pada kategori Agrochemical berdasarkan standard ESG Risk Rating dari Sustainalytics," sebutnya.
Rahmad menerangkan beberapa usaha penurunan emisi karbon sudah diterapkan di Pupuk Kaltim, seperti penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan peralihan operasional dari konvensional ke motor dan mobil listrik.
Baca juga: Pupuk Kaltim garap clean ammonia energi masa depan bernilai Rp60,2 triliun
Pupuk Kaltim juga akan berfokus pada pengembangan inovasi dan teknologi guna eksplorasi penggunaan energi yang terbarukan, termasuk green ammonia.
Inovasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim, menurut Rahmad, bertujuan mendukung target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Komitmen itu tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 31,89 persen pada 2030 serta target lainnya, yaitu Net Zero Emission di 2060.
Pemimpin Redaksi Investor Daily, Djaka Susila, sebagai pihak yang memberikan penghargaan Transparansi Emisi Korporasi, mengungkapkan ajang penghargaan lingkungan itu mampu memotivasi perusahaan-perusahaan untuk melakukan pengurangan emisi karbon di Tanah Air.
Djaka mengatakan Indonesia berada pada posisi cukup sulit untuk pengurangan emisi karbon menyusul posisi Indonesia berada pada peringkat 10 besar, bahkan 6 besar penyumbang emisi karbon di dunia.