Brussel, Belgia (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama KBRI Brussel menyelenggarakan Indonesia-Belgium Business and Investment Forum untuk mempromosikan B20 dan menjaring investasi di Eropa.
“Tujuan forum ini ada dua, roadshow mengenai B20 tapi yang lebih penting lagi mengenalkan kembali Indonesia dan bagaimana mengatakan bahwa ini the new Indonesia,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid kepada ANTARA di Gedung Kedutaan Besar RI di Brussel, Belgia, Senin.
Arsjad mengatakan Belgia adalah salah satu negara yang penting bagi Indonesia, karena perdagangan Indonesia dan Belgia telah mencapai 2 miliar dolar AS dan lebih dari 800 perusahaan Belgia beroperasi di Indonesia.
Ia juga mengapresiasi Kedutaan Besar Brussel karena mewadahi forum yang menjadi tempat untuk mengundang public sector dan perusahaan yang ada di Uni Eropa untuk berpartisipasi dalam roadshow Kadin di Eropa.
“Harapannya lebih banyak lagi perusahaan Belgia yang bisa investasi dan melakukan perdagangan dengan Indonesia. Ini juga first roadshow setelah di Davos dan kami datang dengan jumlah delegasi yang cukup banyak,” katanya.
Selain itu, Ketua B20 Indonesia Shinta Kamdani menuturkan bahwa forum tersebut bertujuan untuk mengundang pelaku usaha agar turut menjadi pembentuk rekomendasi kebijakan yang nantinya akan disampaikan kepada pemerintah di G20 Summit.
Shinta mengatakan forum B20 di Brussel membahas tiga hal pokok G20 yang juga menjadi prioritas B20, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Forum tersebut, tegasnya, tidak hanya membahas peluang dan kesempatan yang ada namun juga mendorong agar Indonesia dan Belgia bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan pelaku usaha di Indonesia di bidang kerja sama perdagangan dan investasi.
“Selain roadshow B20, ini juga roadshow Kadin untuk meningkatkan bilateral Indonesia baik dengan Belgia dan EU (Uni Eropa). Kami juga bertemu dengan beberapa perwakilan pemerintah Belgia dan beberapa representasi dari EU terutama untuk mendukung penyelesaian dari perjanjian EU CEPA,” ucap Shinta.
Duta Besar Indonesia untuk Belgia Andri Hadi menyampaikan Indonesia-Belgium Business and Investment Forum tidak sekadar roadshow B20 namun juga sebuah misi untuk meningkatkan hubungan Indonesia dengan Belgia dalam perspektif yang lebih luas, tidak terbatas pada sisi bisnis namun juga dari sisi pemerintahan.
“Ini program yang banyak dan bervariasi, mencakup semua paket yang besar solid. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat untuk Indonesia dalam konteks Presidensi G20 dan B20,” tutur Dubes Andri.
Apresiasi juga disampaikan oleh Direktur Asia Tenggara dan Oseania Kementerian Luar Negeri Belgia, Duta Besar Jean Cornet D’Elzius kepada Kadin dan Kedubes yang telah menjembatani pelaku bisnis Indonesia dan Belgia untuk saling dapat berinteraksi dan mempererat hubungan bilateral kedua negara.
“Forum ini merupakan pertanda bahwa Indonesia dengan Belgia saat ini memiliki hubungan yang berjalan dengan sangat baik, tidak hanya di kalangan pemerintah saja namun juga di kalangan bisnis,” tuturnya.
Dari kalangan pebisnis Belgia, perwakilan dari dua badan yang menangani perdagangan dan investasi regional Belgia dari wilayah Wallonia (AWEX) dan Flanders (FIT) turut serta menjadi pembicara pada forum. Keduanya menyampaikan mengenai best practices yang saat ini sudah terbangun bagi pengusaha Belgia yang berbisnis di Indonesia maupun sebaliknya.
Di sela-sela business forum, 2 nota kesepahaman berhasil disepakati yakni antara DEME (perusahaan dredging asal Belgia) dengan KADIN dan antara DEME dengan INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) untuk kerja sama di sektor infrastruktur pelabuhan di Indonesia.
Wakil DEME mengapresiasi minat yang kuat dari Indonesia untuk membangun kerja sama di sektor infrastruktur pelabuhan.
“Tahun ini kami telah menempatkan salah satu kapal pengeruk terbesar kami di Indonesia dan harapan kami ke depan adalah menjadikan Indonesia sebagai hub bisnis kami di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya,” ujar Christopher Iwens, Direktur Asia Pasifik DEME Belgia.
Sementara itu, Shinta Kamdani menggarisbawahi langkah DEME untuk menjalin kesepakatan dengan Kadin dan INSA sebagai salah satu contoh konkret kerja sama RI-Belgia.
Ia juga menekankan kesiapan Kadin untuk memfasilitasi ketertarikan perusahaan Belgia, Luksemburg, maupun Uni Eropa yang ingin mengekspansi bisnisnya dengan Indonesia.
Tak sampai di situ, sebagai dari rangkaian dari forum, delegasi Kadin juga mengadakan sejumlah pertemuan. Pertama dengan Vice President European Investment Bank Kris Peeters untuk membahas isu pembiayaan transportasi, keamanan dan operasional di Belanda, Belgia dan Luksemburg serta hubungan dengan Parlemen Eropa, NATO dan ASEAN.
Delegasi Kadin memaparkan prioritas Presidensi G20 Indonesia dan peran B20 serta melakukan kurasi atas sejumlah proyek yang bisa dijajaki sebagai pilot project kerja sama EIB di Indonesia termasuk proyek transisi energi berkelanjutan.
Kadin juga menyampaikan komitmen pada isu dan proyek berkelanjutan melalui pendirian Net Zero Hub, fasilitasi roadmap UMKM, carbon trading, kendaraan listrik dan partisipasi dalam pembangunan berkelanjutan di IKN.
Pertemuan kedua dengan Direktur Asia Tenggara dan Oseania, Kementerian Luar Negeri, Perdagangan Luar Negeri, dan Kerja Sama Pembangunan, Belgia dan Duta Besar Belgia untuk Indonesia yang dipimpin oleh Duta Besar RI untuk Belgia.
Pada pertemuan tersebut kedua pihak menyadari masih ada hambatan dalam perdagangan bilateral RI-Belgia, khususnya untuk komoditas sawit. Namun demikian, kedua pihak sepakat bahwa diperlukan sinergi untuk eksplorasi sektor lainnya, termasuk peningkatan kapasitas di bidang maritim dan blue economy serta digitalisasi di bidang logistik.
Selanjutnya delegasi Kadin bertemu dengan anggota Parlemen Eropa dari anggota European Conservatives and Reformists Group asal Polandia Tomasz Porba untuk membahas potensi kerja sama khususnya terkait hubungan dagang dan investasi Indonesia-Uni Eropa.
Pertemuan menyepakati bahwa hubungan antara Parlemen Eropa dan Kadin dapat menjadi alternatif yang baik untuk mempromosikan kepentingan Indonesia pada Uni Eropa.
Tak hanya itu, delegasi Kadin juga bertemu dengan manajemen Adidas. Kadin mengundang Adidas untuk hadir dan berpartisipasi dalam KTT B20 dan mendorong Adidas untuk mendukung I-EU CEPA yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM Indonesia, mendukung kesetaraan gender, serta mendukung unsur keberlanjutan melalui investasi pada ekosistem yang enabling penggunaan teknologi dan energi berkelanjutan.
Adidas juga menyampaikan rencana untuk mencapai carbon net zero pada 2050 di seluruh rantai pasoknya, termasuk dari segi energi, manufaktur, sourcing, dan manajemen air.
Selanjutnya terdapat pertemuan dengan Deputi Direktur Jenderal Perdagangan Komisi Eropa dengan tujuan utama membahas perkembangan I-EU-CEPA dan peran komunitas bisnis dalam pembahasan kesepakatan, khususnya dalam kerangka B20.
Kedua pihak mengakui ada tantangan dalam mencapai kesepakatan I-EU-CEPA dalam hal market access, trade barrier, public procurement dan sustainability.
Untuk itu, kedua pihak perlu segera memanfaatkan momentum untuk akselerasi putaran negosiasi dan menyelesaikan perundingan dan I-EU-CEPA diyakini dapat menjawab kebutuhan yang dimaksud oleh Indonesia.
Rangkai pertemuan di Brussel ditutup dengan pertemuan dengan Business Europe. Pada pertemuan tersebut Direktur Jenderal Business Europe menyampaikan perlunya kerja sama untuk meningkatkan kerja sama dengan Kadin yang sudah berjalan sejak 2015, khususnya untuk memperkuat rantai pasok.
Sebagai tindak lanjut ke depan, akan dilakukan pertemuan di level teknis untuk membahas sejumlah potensi langkah kerja sama ke depan, seperti joint statement, pertemuan antara pemerintah dan pebisnis, hingga pertemuan bersama antar working group serta pembentukan joint task force terkait I-EU CEPA