Jakarta (ANTARA) - Chair of Tourism Working Group Frans Teguh mengatakan para delegasi G20 yang hadir dalam Tourism Working Group (TWG) 1 sepakat melakukan pelatihan kembali (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) pada bidang bahasa serta pendidikan.
Pemanfaatan digitalisasi sebagai sarana pelatihan dan menciptakan keterampilan baru juga menjadi fokus utama negara-negara G20.
“Upaya untuk menghubungkan pekerja pariwisata masa depan dan pengusaha harus dijembatani oleh pemerintah, khususnya administrasi pendidikan dan pariwisata. Tidak hanya nasional, tapi secara global, terutama untuk anggota G20," ujar Frans di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan tersebut, para delegasi G20 mengawali pembahasan tentang isu-isu sumber daya manusia yang berkaitan dengan pekerjaan, keahlian, kewirausahaan, dan edukasi.
Persoalan terkait penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha dianggap perlu dibarengi dengan kehadiran sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas serta memiliki kompeten yang mumpuni.
Karena itu, pelatihan reskilling dan upskilling yang berkelanjutan perlu dikelola dan dirancang dengan baik oleh negara anggota G20.
"Pariwisata adalah penggerak ekonomi dan pencipta lapangan kerja yang luas tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia," ungkapnya.
Di tengah tantangan yang luar biasa akibat pandemi COVID-19, lanjut dia, sektor pariwisata mengalami perubahan yang sangat dinamis. Pembatasan mobilitas menyebabkan pekerjaan di sektor pariwisata menjadi rentan.
"Untuk itu, kita perlu merancang agar bagaimana kita dapat menyesuaikan program pelatihan serta kurikulum pendidikan di bidang pariwisata, sehingga menghasilkan tenaga kerja pariwisata yang lebih unggul dengan keterampilan yang mereka (SDM) butuhkan di masa depan (usai pandemi COVID-19)," ucap Frans.