Samarinda (ANTARA Kaltim)- Pasang Sungai Mahakam menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa.
"Selain disebabkan pasang Sungai Mahakam, air yang menggenangi sejumlah ruas jalan juga karena sejak Selasa subuh hingga siang sebagian wilayah Kota Samarinda diguyur hujan," ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, Selasa.
Dari pantauan, genangan air terlihat berlangsung di Simpang Empat Mal Lembuswana sejak Selasa pagi dengan ketinggian 20 hingga 50 cm.
Genangan air di kawasan ini juga menyebabkan sejumlah rumah warga di Jalan dr. Sutomo hingga kawasan Ruhui Rahayu tergenang dengan ketinggian air berkisar 10 hingga 40 cm.
Kawasan lainnya yang tergenang akibat pasang Sungai Mahakam yakni, di Jalan Remaja hingga Jalan Cendrawasih dengan ketinggian air 30 hingga 50 cm, Jalan Wahid Hasim dan Jalan Kesejahteraan dengan ketinggian 20 hingga 30 cm.
Walaupun tidak terlalu dalam, namun genangan air di sejumlah ruas jalan di kota Samarinda tersebut menyebabkan kemacetan yang cukup panjang akibat sejumlah pengendara melambatkan kendaraannya.
"Pasang Sungai Mahakam hari ini (Selasa) setinggi 2,4 meter dan pucak pasang terjadi pada pukul 09. 11 Wita. Sementara, curah hujan sejak Selasa subuh hingga pukul 08. 00 Wita sekitar 35 poin 5 mili meter dan pada pukul 08.00 hingga 11. 00 Wita curah hujan berkisar 7,2 mili meter," katanya.
"Curah hujan tersebut tergolong rendah dan jika curah hujan tinggi lebih dari 70 mili meter per hari dan kategori ekstrem jika curah hujannya mencapai 100 mili meter per hari," ungkap Sutrisno.
Pada Rabu (12/6) lanjut Sutrisno, pasang Sungai Mahakam masih tetap tinggi yakni mencapai 2,4 meter dan puncaknya akan berlangsung pada pukul 09. 45 Wita.
Pasang Sungai Mahakam diperkirakan berangsur turun pada Kamis (13/6) dengan prediksi ketinggian air berkisar 2,3 meter.
"Jika tidak terjadi hujan seperti hari ini, kemungkinan pasang Sungai Mahakam tidak akan menyebabkan genangan air yang cukup parah. Pasang Sungai Mahakam ini karena posisi bulan mati atau saat bulan terletak pada hampir segaris di antara matahari dan bumi. Jadi, pasang akan terjadi pada saat bulan mati dan bulan purnama," kata Sutrisno.
Pada pertengahan Juni 2013 kata dia, wilayah Kaltim, khususnya sekitar Kota Samarinda sudah memasuki musim kemarau.
"Karena wilayah Kaltim berada pada garis khatulistiwa atau `equator` maka kemungkinan terjaidnya hukan tetap ada. Jadi, kami menghimbau masyarakat agar tetap mewaspadai banjir," ungkap Sutrisno. (*)