Samarinda (ANTARA) - Warga asal Banjar, Kalimantan Selatan yang berdomisili di Provinsi Kalimantan Timur diminta terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) untuk menyambut perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke provinsi ini, agar mampu bersaing secara profesional.
"Orang Banjar harus menyiapkan diri mulai sekarang untuk terus meningkatkan keterampilan diri dalam menyambut perpindahan IKN baru ke Provinsi Kaltim," ujar Ketua Umum Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT) Irianto Lambrie di Samarinda, Sabtu.
Apalagi Rancangan Undang-Undang IKN sudah disahkan menjadi Undang-Undang IKN dalam Rapat Paripurna DPR RI, pada Selasa 18 Januari 2022, sehingga akan dilanjutkan dengan pembangunan di IKN baru yang kemudian IKN akan pindah ke Kaltim.
Ia melanjutkan, pindahnya IKN ke Kaltim merupakan berkah yang harus disyukuri, sehingga rasa syukur ini pun harus diimbangi dengan terus meningkatkan SDM per individu, sehingga warga Banjar di Kaltim memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
"Kita harus terus meningkatkan potensi diri, terus meningkatkan kualitas agar memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi perkembangan zaman, termasuk menghadapi perpindahan IKN," ujar mantan Gubernur Kaltara periode 2016-2021.
Warga Banjar, lanjut dia lagi, juga harus terus bersatu, tidak mudah terprovokasi oleh isu apapun yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan, apalagi provokasi yang mengarah pada perpecahan bangsa dan negara.
Hal ini juga sesuai dengan tema dalam acara yang digelar hari ini, yakni "Banjar Rakat (Rukun), Banjar Bersatu, Banjar Kuat", sehingga warga Banjar diminta tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
Hal ini dikatakan Irianto setelah dikukuhkan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor yang juga Ketua Pembina KBBKT sebagai Ketua Umum. Pengukuhan Pengurus Wilayah Provinsi KBBKT Periode 2022-2027 ini dilakukan di Plenary Hall Gedung Olahraga (GOR) Madya Sempaja Samarinda.
Selain gubernur, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Sultan Khairul Saleh Mustaim Billah dari Kesultanan Banjar, perwakilan paguyuban maupun perkumpulan dari berbagai suku, serta ratusan undangan.