Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Paser, Irma Jaya meminta pemerintah daerah setempat untuk memfokuskan pembangunan di sektor pertanian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.
"Sebanyak 55 penduduk Kabupaten Paser bergerak di sektor pertanian, jadi sangat wajar jika pemerintah daerah harus memberi perhatian serius terhadap sektor pertanian ini,†kata Irma Jaya, saat menjadi pembicara pada acara sosialisasi sensus pertanian 2013 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser, Senin.
Pemerintah Kabupaten Paser menurut Irma Jaya harus berani mengevaluasi belanja modal dan pembangunan yang tidak terkait langsung dengan bidang pertanian.
"Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung peningkatan produksi pertanian adalah membangun jalan produksi maupun jalan usaha tani,†kata Irma Jaya.
Pemerintah daerah lanjut dia mulai sekarang harus mengevaluasi proyek-proyek 'multi years' (tahun jamak) yang hanya mementingkan 'prestise' atau gengsi.
Kebijakan pembangunan, katanya, tetap harus mempertimbangkan skala prioritas sehingga pembangunan benar-benar dirasakan masyarakat.
"Kebijakan pembangunan proyek-proyek 'multi years' yang mengesampingkan skala prioritas, selain membebani anggaran juga membuat APBD Kabupaten Paser menjadi tersanderaâ€, katanya.
Pengalihan belanja modal proyek 'multi years' untuk pembangunan jalan produksi usaha tani menurut Irma Jaya adalah sebuah keharusan karena 55 persen penduduk Kabupaten Paser memiliki keterkaitan dengan bidang tersebut, sekaligus sebagai upaya mensterilkan parameter Index Pembangunan Manusia (IPM) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Paser.
Ditegaskannya, membangun bidang Pertanian di Kabupaten Paser harus dilakukan secara 'all out' dengan berbasis insentif dan demografi.
Selain itu tambha Irma Jaya, harus didukung sinergitas sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki program terkait dengan pertanian
“Pembangunan pertanian berbasis demografi merupakan bagian terpenting menuju kesuksesan, disamping perencanaan jangka menengah dan panjang,†kata Irma Jaya yang pernah melakukan kajian pertanian di beberapa negara Asia Tenggara ini.
Ia mencontohkan, kebijakan impor berbagai komoditas seperti beras, kedelai, jagung, bawang merah dan bawang putih diakibatkan karena kelalaian perencanaan dan diabaikannya pergerakan demografi.
"Akibatnya, devisa negara kita menjadi terkuras karena tidak seimbangnya antara kemampuan produksi dengan pertumbuhan demografi," jelasnya.
Selain pemerintah daerah, pembangunan pertanian di Kabupaten Paser lanjut dia juga harus didukung perusahaan swasta, baik tambang maupun perkebunan melalui 'Coorporate Social Responsibility' (CSR). (*)