Nunukan (ANTARA Kaltim) - Sebuah kilang crude palm oil (CPO) kelapa sawit saat ini dibangun di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan Kaltim dengan kapasitas produksi sekitar 15 ton per hari.
Abdul Hafid Achmad, pengusaha kepala sawit yang membangun kilang CPO di Nunukan, Minggu mengatakan, kilang ini dibangun dengan mengedepankan sistem "familiar" artinya dapat dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan dapat pula mengakomodasi buah kelapa sawit milik masyarakat sekitarnya.
Kilang ini dibangun setelah memperhatikan masyarakat Pulau Sebatik sangat kesulitan memasarkan buah kelapa sawitnya karena harus membawa ke Tawau Malaysia, katanya saat syukuran terhadap terealisasinya pembangunan kilang tersebut, Minggu.
"Kilang yang saya bangun ini kapasitasnya masih kecil yakni hanya mampu mengolah 15 ton kepala sawit perhari," ujar mantan Bupati Nunukan periode 2001-2011 ini.
Namun dia berjanji, jika lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu sudah berproduksi dan berkeinginan bekerjasama maka diupayakan untuk menambah kapasitasnya hingga mencapai 90 ton per hari.
"Walaupun kilang ini awalnya hanya untuk kebutuhan pribadi, tapi kalau masyarakat di Pulau Sebatik mau bekerjasama menjual buah kelapa sawitnya kepada kami akan ditambah kapasitasnya," tambahnya.
Ia juga menyatakan, memperhatikan perkembangan lahan kelapa sawit milik masyarakat pulau itu mulai berproduksi maka kemungkinan besar kapasitas 15 ton perhari sudah tidak mencukupi lagi apalagi keberadaan kilang CPO ini satu-satunya di pulau tersebut.
Terkait dengan harga pembelian buah kelapa sawit, seperti yang dipertanyakan salah seorang pengusaha kelapa sawit bernama Adnan, Abdul Hafid Achmad mengungkapkan tergantung kondisi harga CPO dunia.
Bagaimana pun juga, kata dia, pembelian buah kelapa sawit akan diberlakukan sesuai standar internasional. Oleh karena itu, dia tidak berani mematok masalah harga pembelian saat ini.
Ia mencontohkan, harga CPO akhir-akhir ini turun drastis akibat dampak dari merosotnya perekonomian sejumlah negara di Eropa seperti Yunani dan Portugal yang mempengaruhi harga CPO di Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor.
Abdul Hafid menambahkan, kilang CPO yang dibangun dengan menggunakan dana sendiri itu menggunakan mesin produksi dengan onderdil yang didatangkan dari Amerika Serikat dan dirakit di Surabaya Jatim.
Jadi, masa operasi kilang tersebut belum dapat dipastikan. Tetapi selain pengadaan mesin produksi seluruh perangkat lainnya sudah disiapkan yang lokasinya berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit miliknya di Desa Bambangan tersebut.
Data yang diperoleh sebelumnya, lahan perkebunan kelapa sawit di Pulau Sebatik yang merupakan milik masyarakat setempat luas keseluruhan sekiyar 5.000 hektar dan sebagian besar telah berproduksi.
Sehingga kemungkinan besar, kata Abdul Hafid Achmad, tidak mampu ditampung oleh kilang CPO miliknya sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk mengadakan kilang lagi. (*)