Nunukan (ANTARA Kaltim) - Masyarakat Pulau Sebatik khususnya yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit sangat mengharapkan peran serta pemerintah membangun kilang "crude palm oil" (CPO) di pulau yang berbatasan dengan Sabah Malaysia itu.
Kepala Desa Tanjung Karang Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan, Arifuddin Abdullah di Sebatik, Minggu menjelaskan, selama ini masyarakat sangat kesulitan memasarkan produksi kelapa sawitnya karena tidak adanya kilang CPO di Pulau Sebatik.
Salah satu jalan adalah menjual ke Tawau Malaysia atau diberikan kepada tengkulak atau "pengumpul" meskipun harga sangat rendah. Namun hanya dengan langkah itulah, yang dapat membantu masyarakat di pulau itu utamanya saat musim panen agar tidak merugi, kata Arifuddin.
Untuk itu, terkait dengan persoalan pemasaran buah kelapa sawit warga di Pulau Sebatik yang belum pernah terpecahkan sampai sekarang ini, seyogyanya pemerintah turun tangan mencari solusi terbaik bagi masyarakat pulau itu yang sebagian besar bergerak pada sektor perkebunan kelapa sawit.
Sebab, lanjut dia, selama ini masyarakat yang membawa atau menjual kelapa sawitnya ke Tawau Malaysia seringkali dipermainkan oleh tengkulak di negara tetangga tersebut dengan menawarkan harga yang tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Namun, kata Arifuddin, harus menerima kenyataan tersebut karena tidak ada pilihan lain dengan harus menjual kelapa sawit mereka kepada tengkulak yang ada di Malaysia sana.
Kondisi ini dapat dikurangi apabila ada kilang CPO di Pulau Sebatik, meski telah ada sebuah kilang yang mulai dibangun di Kecamatan Sebatik Barat oleh mantan Bupati Nunukan, Abdul Hafid Achmad.
Arifuddin mengatakan, kapasitas kilang CPO itu hanya mampu menampung 15 ton per hari sehingga kemungkinan besar tidak mampu menampung seluruh produksi kelapa sawit masyarakat di pulau itu yang saat ini mulai berproduksi.
Apabila sudah terdapat kilang CPO di Pulau Sebatik, dia yakin, pengusaha Malaysia yang selama ini seringkali mempermainkan harga kelapa sawit akan datang di pulau itu membeli kelapa sawit.
"Saya sangat yakin, kalau sudah ada kilang di Pulau Sebatik ini maka masyarakat yang memiliki lahan kelapa sawit tidak menjual lagi ke Tawau (Malaysia). Jadi dipastikan pengusaha Malaysia yang akan datang membeli di Sebatik," ujarnya.
Oleh karena itu, dia sangat mengharapkan campur tangan pemerintah untuk pengadaan kilang CPO di Pulau Sebatik. (*)