Samarinda (ANTARA) - Kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara laki-laki dan perempuan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terpaut jauh, sehingga pihak terkait berupaya menyejajarkan melalui peningkatan keterampilan bagi perempuan.
"IPM laki-laki di Kaltim menempati posisi ketiga dari 34 provinsi, sedangkan IPM perempuan ada di posisi ketujuh," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita di Samarinda, Sabtu.
Agregat pengeluaran per kapita sebagai komposit Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan IPM, Kaltim berada pada angka Rp6.943.000 per tahun untuk perempuan, kemudian Rp17.958.000 per tahun untuk laki-laki.
Ia melanjutkan sektor ekonomi lainnya adalah andil pendapatan per kapita untuk perempuan di Kaltim tercatat sebesar 24,17 persen, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 24.06 persen.
Sementara untuk capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) di Kaltim, ada pada posisi 32 dari 34 provinsi di Indonesia.
Komposit yang sangat berpengaruh terhadap kesenjangan tersebut adalah bidang ekonomi, sehingga pihaknya telah dan terus melakukan pelatihan agar keterampilan perempuan meningkat dan mampu menambah pendapatan rumah tangga.
Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG), katanya, merupakan salah satu lembaga yang cukup efektif untuk menggerakkan dan mengkoordinir peran dan fungsi perangkat daerah, terutama dalam mencapai kinerja urusan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi.
Sebelumnya, saat Advokasi Kebijakan dan Pendampingan Lembaga Pemberdayaan Perempuan Kewenangan Provinsi, di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Noryani juga menyampaikan hal yang sama dan menekankan kabupaten ini selalu inovatif.
"Kabupaten Kukar sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, secara tidak langsung juga memiliki CSR yang potensial dalam menunjang program pemerintah, sehingga hal ini juga bisa memperkecil kesenjangan pemberdayaan perempuan," katanya.