Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers Indonesia mengingatkan salah satu jenis properti di kawasan industri yang kemungkinan bakal berkembang pesat ke depan di Indonesia adalah terkait dengan pembangunan Data Center atau Pusat Data.
"Dalam jangka pendek, Pusat Data memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia," kata Head of Industrial Logistic Services Colliers Indonesia, Rivan Munansa, dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.
Hal itu, ujar dia, dapat dilihat dari semakin banyaknya ketertarikan terhadap hal tersebut terutama dari investor asing.
Apalagi, ia mengingatkan dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak pengelolaan industri bisnis yang melakukan penetrasi ke dunia digital.
Sedangkan untuk jangka panjang, potensi jenis usaha yang menarik di kawasan bisnis diperkirakan terkait dengan sektor berbasis teknologi, seperti kendaraan listrik.
Berbagai hal tersebut, lanjutnya, dinilai ke depannya bakal memicu kebutuhan untuk spesifikasi teknologi tingkat tinggi serta pergudangan baik sebagai pusat distribusi maupun daerah penyimpanan.
Sebagaimana diwartakan, Pusat Data Nasional (PDN) yang direncanakan rampung pada 2023 dan tengah dikerjakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong hadirnya percepatan untuk mengasah talenta- talenta digital di Indonesia.
“Indonesia memang membutuhkan talenta digital. Kita punya talenta digital gap itu besar sekali. Artinya, kita harus menghasilkan sekitar 600 ribu digital talent atau keahlian SDM digital setiap tahunnya. Salah satu disamping Kominfo sendiri yang membangun tiga level pelatihan digital, yaitu basic skill lewat Gerakan Nasional Literasi Digital, intermediate skill melalui Digital Talent Scholarship dan Advance Skill melalui Digital Leadership Academy," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Saat ini, Pemerintah tengah berkonsentrasi untuk membangun kemampuan dasar di tingkat literasi digital di Indonesia lewat Gerakan Nasional Literasi Digital yang ditargetkan melibatkan sebanyak 12,4 juta masyarakat setiap tahunnya.
Diharapkan dengan adanya program itu masyarakat Indonesia semakin banyak yang memahami kondisi percepatan teknologi di era digital dan mampu membuka peluang untuk memajukan bangsa.
"Saya sendiri berharap kalau setiap tahun 12 sampai 25 juta misalnya, maka sampai tahun 2024 kita bisa hasilkan sekitar 100 juta digital talent melalui gerakan nasional literasi digital," ujar Johnny.
Ia pun mengajak pemerintah-pemerintah daerah untuk berkolaborasi mendorong percepatan talenta digital di Indonesia sehingga anak- anak bangsa dapat memajukan negara dengan pegangan atau landasan literasi digital yang baik.
Tidak hanya pemerintah daerah, lembaga masyarakat dan komunitas sosial pun diajaknya untuk membangun iklim digital yang baik untuk masa depan Indonesia.
"Peran strategis pemerintah daerah, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati serta walikota dan wakil walikota menjadi begitu penting untuk menjadi mitra kerja, bersama dengan lebih dari 110 lembaga baik lembaga pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat untuk mendorong suksesnya gerakan nasional literasi digital kita," katanya.