Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial memuji sistem pengolahan data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dinilai sudah cukup canggih karena mengombinasikan sistem informasi kesejahteraan sosial dan sistem informasi administrasi kependudukan.
"Bontang karena kreatifnya menyinergikan program sistem informasi kesejahteraan sosial (SIKS) dengan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK), sehingga Bontang kini tercanggih di Indonesia dengan kepemilikan data PMKS dan PSKS (potensi sumber kesejahteraan sosial) berbasis SIKS dan SIAK," kata Petugas Pusat Informasi Data Nasional (Pusdatin) Kementerian Sosial, Suwendi, di Samarinda, Jumat (21/10).
Namun, dia menyayangkan hal ini belum di-online- kan dan perlu penambahan s-stem terbaru. Padahal ketika sudah online dengan pembenahan seperlunya maka ketika ada anggota keluarga penyandang masalah kesejahteraan sosial telah meninggal maka data akan terhapus secara sistematis atau terjadi sinkronisasi otomatis.
Sementara ini secara nasional yang telah online data PMKS dan PSKS dengan memakai program SIKS murni, se-Indonesia baru tiga daerah yakni Bengkalis, Meranti, Tangerang. Di dalamnya ketika dibuka data dengan mengetik nama, alamat akan muncul mulai provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan kepala keluarga.
"Jadi Pengembangan tercanggih baru di Kota Bontang yang sudah mengombanasikan SIKS dengan SIAK," pujinya.
Bontang sebenarnya telah melakukan pendataan PMKS dan PSKS tahun 2008 lalu, dengan memperoleh data akhir PMKS dan PSKS. Tercatat PMKS anak cacat 108 jiwa, bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan 1 jiwa, hampir miskin 5 KK, kategori miskin 5.302 KK, sangat miskin 66 KK, lanjut usia 750 jiwa, penyandang cacat 201 jiwa, penyandang cacat eks kronis 4 jiwa, wanita rawan sosial ekonomi 489 jiwa.
Hal ini terungkap saat berlangsung kegiatan pemantapan pengolahan data PMKS dan PSKS bagi petugas pengumpulan dan pengolahan data PMKS dan PSKS se-Kalimantan Timur, berlangsung di Radja Hotel Samarinda.
Tampil sebagai narasumber dari Pusdatin Kemensos adalah Hilman dan Suwendi serta dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta Supartini.
Pengumpulan dan pengolahan data PMKS dan PSKS ke depan mengarah ke sistem infomasi berbasis teknologi dengan ditunjang penerapan elektronik kartu tanda penduduk.
"Terpenting sudah dilakukan pendataan dan pengolahan data PMKS dan PSKS disertai "update" dengan pengembang sistem sesuai kemajuan teknologi berbasis email, website, sistem informasi geografis, produk-produk buku yg dibuat secara digital dengan pemilahan data berbasis gender," pungkas Suwendi. (*)