Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor satu veri ATP Novak Djokovic meminta otoritas berwenang untuk mengizinkan pemain bertanding sebelum agenda utama Australia Open sembari menjalani masa karantina wajib mereka.
Awal musim 2021 masih dalam ketidakpastian, setelah otoritas di Australia menolak untuk mendukung rencana badan tennis Australia untuk mendatangkan peserta pada pertengahan Desember yang bisa bebas berkompetisi di ATP Cup, serta acara lainnya menjelang Grand Slam pertama tahun depan.
Australia secara efektif tertutup untuk non-penduduk karena protokol COVID-19 dan bagi pendatang internasional harus menghabiskan dua minggu di karantina sebelum mereka dapat bergerak bebas.
Kepada Reuters, Rabu, petenis Serbia Djokovic mengatakan akan melakukan apa pun yang diminta agar bisa bermain di Australia Open, tetapi ia berharap pemerintah juga bisa memberikan kemudahan.
"Saya berharap akan ada dukungan dan pengertian dari pemerintah (negara bagian) Victoria dan Australia bagi para pemain dan Tennis Australia, bahwa mereka akan mengizinkan pemain untuk berlaga di minggu kedua karantina," katanya kepada wartawan.
Gubernur Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengutarakan keyakinannya bahwa Australia Open akan dilanjutkan di Melbourne Park, tetapi menolak untuk mengonfirmasi jadwal Tennis Australia untuk Grand Slam 18-31 Januari dan acara lainnya jelang turnamen, termasuk Piala Cup yang berbasis tim.
Djokovic memimpin Serbia meraih kemenangan di ATP Cup perdana tahun lalu dengan membawa pulang hadiah sebesar 15 juta dolar Amerika atau sekitar Rp212 miliar dan berharap bisa mempertahankan gelarnya.
Dengan kesempatan bermain sebelum Australia Open, diharapkan peserta punya persiapan matang sebelum berlaga di turnamen akbar tersebut, Djokovic menyebutkan.
"Anda bisa memiliki setidaknya satu atau dua turnamen sebelum Australia Open, yang bagi sebagian besar pemain (menjadi hal) penting. Tidak adanya pertandingan resmi sebelum Australia Open adalah hal yang besar," pungkas Djokovic.
Finalis US Open 2020 Alex Zverev, peringkat tujuh dunia, mengatakan para pemain setidaknya harus bisa berlatih selama karantina.
"Karena jika kami bahkan tidak bisa berlatih selama 14 hari dan kami harus bermain di Australia Open, itu menjadi seperti undian," kata petenis Jerman itu.
"Pada dasarnya Anda bisa hanya melempar koin untuk menang," katanya menambahkan.
Sementara itu petenis ganda top Bruno Soares, anggota dewan ATP Players, memahami bahwa Australia mungkin tidak ingin "orang asing" membahayakan situasi kesehatan mengingat negara itu sebagian besar telah melakukan penanganan COVID-19.
"Saya pikir kita harus bersabar. Ini saat-saat yang gila," kata petenis asal Brazil itu.
Djokovic desak dukungan pemerintah persiapan Australia Open
Rabu, 25 November 2020 14:06 WIB
Saya berharap akan ada dukungan dan pengertian dari pemerintah (negara bagian) Victoria dan Australia bagi para pemain dan Tennis Australia, bahwa mereka akan mengizinkan pemain untuk berlaga di minggu kedua karantina,