Jakarta (ANTARA) - Pengembangan roket pengorbit satelit (RPS) akan berdampak pada peningkatan ekonomi Indonesia, kata Kepala Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Lilis Mariani.
"Pengembangan RPS akan membawa dampak space economy cukup besar di mana ada tercipta lapangan kerja baru, ada service (layanan) penjualan data kemudian ada juga penyerapan tenaga kerja di sisi manufacturing (manufaktur) di-test (pengujian)," kata Lilis dalam seminar virtual Teknologi Penerbangan dan Antariksa untuk Indonesia Maju yang merupakan rangkaian kegiatan Inovasi Indonesia Expo 2020, Jakarta, Jumat.
Lilis menuturkan pengembangan RPS menjadi penting karena akan memberikan manfaat untuk menggerakkan ekonomi negara melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penjualan data dan jasa.
Menurut dia, pengembangan RPS juga penting untuk eksplorasi antariksa dalam rangka meningkatkan pemahaman manusia akan alam semesta, mendukung wisata antariksa, space mining, dan menemukan planet mirip bumi.
Selain itu, pengembangan RPS juga diperlukan untuk peluncuran satelit untuk tujuan komunikasi, kesejahteraan, pencegahan bencana (disaster prevention) dan keamanan manusia yang ada di bumi.
"Dengan pengembangan RPS mandiri, maka akan menjadi kebanggaan bangsa dan dapat memperkuat pertahanan negara," katanya.
Saat ini ada lebih dari 10 negara yang mempunyai kemampuan untuk membuat dan meluncurkan roket ke orbit di antaranya Amerika Serikat, Perancis, Rusia, China, India, Jepang, Iran, Israel, Korea Utara, Ukraina dan Inggris.