Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA News) - Gerhana matahari total (GMT) akan melintasi sejumlah wilayah Indonesia pada Rabu (9/3).
Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
dalam situs resminya, Senin, mengimbau agar masyarakat tidak melihat
langsung ke arah matahari jelang dan sesaat sesudah terjadi GMT.
Paparan cahaya dengan intensitas tinggi seperti cahaya matahari dalam
waktu lama dapat menembus mata dan merusak lapisan retina mata yang
berisi syaraf sensitif.
Retina disebut tak memiliki sensor sakit sehingga saat kita menatap
langsung kita cenderung mengabaikan dan tidak menyadari bahwa mata dalam
keadaan bahaya.
Kerusakan yang berupa penglihatan kabur yang akan dialami berlangsung
selama beberapa jam sampai mingguan, namun kerusakan permanen hingga
kebutaan juga bisa terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau
menggunakan alat yang dilengkapi filter matahari atau melakukan proyeksi
saat matahari masih tampak.
Berikut cara aman mengamati GMT menurut Lapan:
1. Menggunakan kaca mata dilengkapi filter matahari berupa film tipis
dengan tingkat kepekaan tinggi untuk menyaring cahaya matahari.
2. Melalui lubang jarum yang memproyeksikan proses gerhana matahari ke kertas putih yang di tempatkan di dalam kotak.
Meski diperbolehkan melihat ke arah matahari secara langsung, tanpa
filter, saat totalitas, namun saat totalitas berakhir diharuskan
menggunakan kembali filter matahari karena pupil mata tidak cukup cepat
menutup dan akan langsung dihantam cahaya matahari yang bisa merusak
retina. (*)
Begini Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Total
Senin, 7 Maret 2016 19:53 WIB