Balikpapan (ANTARA) - Hingga akhir September 2020 rata-rata produksi gas Wilayah Kerja (WK) Mahakam mencapai 606 juta meter standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day, mmscfd) atau 3 persen di atas target rencana kerja yang 590 mmscfd .
Untuk minyak dan kondensat produksinya mencapai 29,6 ribu barel per hari, atau 4 persen lebih tinggi dari target yang 28,4 barel per hari.
“Capaian ini berkat penambahan produksi dari sejumlah sumur baru yang selesai dibor pada 2019 dan telah mulai berproduksi pada awal tahun ini, serta penerapan berbagai inovasi dalam upaya pemeliharaan sumur-sumur (work over dan well services) yang ada,” terang General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (GM PHM) Agus Amperianto, Selasa. PHM adalah pengelola WK Mahakam sejak 2017.
Dari produksi tersebut, PHM membagi hasil untuk pemerintah Indonesia sebesar 406,64 juta dolar AS, kurang dua persen dari target 416,97 juta dolar AS.
“Sebab harga minyak turun karena pasokan melimpah, selain juga permintaan menurun sebab wabah COVID-19,” lanjut Amperianto.
Di awal wabah COVID-19 dan beberapa lama sesudahnya hingga pertengahan 2020, harga minyak dunia sempat berada di kisaran 30 dolar AS per barel. Saat ini harga minyak ada di 39 dolar AS per barel.
Bandingkan dengan 110 dolar AS per barel di tahun 2013, atau 80 dolar AS per barel di 2018.
Sebab itu, untuk meningkatkan keuntungan, PHM berusaha menghemat biaya produksi, terutama melalui berbagai inovasi dalam kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur. Hingga September 2020 nilai penghematan ini mencapai 303,85 juta dolar AS.
“Upaya-upaya penghematan ini tidak mengurangi standar kepatuhan pada aturan-aturan kesehatan dan keselamatan kerja,” tegas Amperianto.
Sebab itu, PHM mendapat penghargaan Patra Nirbhaya Adinugraha untuk kategori tanpa kehilangan jam kerja akibat kecelakaan kerja dan penghargaan Patra Karya untuk kategori penerapan sistem manajemen keselamatan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Di akhir September 2020 PT Pertamina Hulu Mahakam telah mencapai 838 hari tanpa kecelakaan yang menyebabkan kehilangan hari kerja (lost time injury) atau sama dengan 70,30 juta jam kerja dari seluruhnya 8.026 jumlah pekerja di Wilayah Kerja Mahakam.