Samarinda (ANTARA) - RSUD Abdul Wahab Sjaharanie Samarinda berencana menambah kapasitas ruangan untuk pasien COVID-19, dengan mulai penuhnya pasien yang ditangani oleh Rumah Sakit berplat merah tersebut.
Kepala Instalasi Hubungan Masyarakat (Humas) dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD AWS dr Arysia Andhina mengatakan pasien yang dirawat di RSUD AWS tidak hanya positif COVID-19 namun juga pasien yang berstatus suspect.
" Direksi kami telah merencanakan penambahan dua ruangan, sehingga bisa menampung pasien yang terus meningkat,” kata dr Arysia Andhina yang akrab disapa dr Sisi di Samarinda, Selasa.
Di Kota Samarinda memang bukan hanya RSUD AWS yang mendapatkan mandat sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-19, masih ada dua lagi yakni RSUD Inche Abdoel Moeis, dan RS Karantina Covid-19 Bapelkes Kaltim yang kondisinya juga mulai dipenuhi pasien.
Menurut dr Sisi, kendala Rumah Sakit AWS untuk menambah ruangan khusus bagi pasien COVID-19 karena sebelumnya ruangan yang rencana digunakan adalah ruang rawat biasa, bukan ruang perawatan infeksi.
Selain itu, kata dr Sisi akses menuju ruangan berada di lantai dua dan hanya menggunakan satu lift untuk ke luar atau masuk.
" Dengan kondisi seperti itu praktis arus lalu lintas pasien virus corona dan petugas ruangan pun saling bersilangan dan ini bisa meningkatkan risiko penularan," jelasnya.
Saat ini, kapasitas maksimal tempat tidur pasien di RSUD AWS berjumlah 58 kasur. Itu pun sangat fluktuatif.
Perpindahan pasien kerap terjadi dari instalasi gawat darurat (IGD) ke ruang isolasi biasa atau bilik perawatan intensive covid-19. Belum lagi pasien yang meninggal dunia.
"Situasi ini yang membuat jumlah tempat tidur pasien virus corona per hari tidak bisa diprediksi,” jelasnya.
Sementara dari sisi medis dijelaskan bahwa RSUD AWS menyiapkan 97 perawat khusus untuk penanganan COVID-19.
" Para perawat tersebut melakukan pelayanan di 3 ruang perawatan yakni di ruang Seruni 30 perawat, Tulip 37 perawat, dan Flamboyan 30 perawat," bebernya.
Sedangkan tim dokter yang merawat pasien COVID-19 berjumlah 21 dokter spesialis.
" Saat ini dokter umum yang berjumlah 28 orang direncanakan ikut membantu tugas dokter spesialis," pungkasnya