Samarinda (ANTARA) - Pemerhati Sungai Karang Mumus (SKM) yang tergabung dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM Samarinda, Kalimantan Timur, mendirikan posko penanganan banjir di Kelurahan Gunung Lingai, Sungai Pinang, Samarinda untuk membantu warga setempat yang menjadi korban banjir.
"Posko ini kami dirikan mulai kemarin (Minggu, 24/5). Jadi, ketika orang lain sedang merayakan Lebaran, kawasan ini terendam banjir. Setelah saya ditelepon teman-teman untuk membantu, paginya saya langsung datang ke sini untuk membentuk posko bersama teman-teman," kata Ketua GMSS SKM Misman di Samarinda, Senin.
Posko penanganan banjir itu, terutama di Kelurahan Gunung Lingai berada di Jembatam Griya Mukti.
Ia menjelaskan sejak Lebaran 2020 hari pertama, para sukarelawan yang tergabung di posko ini sudah mengevakuasi beberapa warga, termasuk lansia yang sedang sakit guna mendapat pertolongan pengobatan.
Di posko itu juga disiapkan satu unit motor gerobak dan satu unit perahu ketinting. Keduanya berfungsi untuk mengangkut orang dan barang yang membutuhkan pertolongan, termasuk bagi pengungsi.
"Hingga hari ini kami hanya bisa membantu semampunya, misalnya menyiapkan makanan seadanya karena kami hanya sukarelawan yang bermodalkan tenaga, maka bagi donatur yang ingin menyumbangkan berapa saja atau apa saja yang dibutuhkan warga terdampak banjir, bisa langsung datang ke posko kami," kata Misman.
Dampak banjir di lokasi ini mengalami perluasan, jika pada Minggu (24/5) jumlah warga yang terdampak banjir tercatat ada 2.266 jiwa yang tersebar pada 635 kepala keluarga (KK) pada 554 rumah, namun pada Senin (25/5) ini mengalami kenaikan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, jumlah warga yang terdampak banjir di Kelurahan Gunung Lingai pada Senin ini bertambah, yakni naik menjadi 3.328 jiwa yang tersebar di lima RT pada 1.248 KK.
"Dari 3.328 warga yang terdampak banjir ini, 165 warga di antaranya telah mengungsi, sedangkan selebihnya masih bertahan. Mereka yang mengungsi adalah sebanyak 160 orang dari RT 6, 265 orang dari RT 7, dan 180 orang dari RT 8," kata Kepala BPBD Kota Samarinda Hendra AH.