Samarinda (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indinesia ( PWI) Provinsi Kalimantan Timur meminta wartawan tetap mengedepankan kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugas mengawal pemberitaan tentang virus corona.
“Kami berharap media tidak berlebihan dalam memberitakan virus ini. Tetap perhatikan kepentingan publik, dan tidak menimbulkan kepanikan,” kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S. Efendi yang dihubungi dari Samarinda, Selasa.
Menurut Endro sesuai arahan Dewan Pers, PWI Pusat serta Gubernur Kaltim diharapkan wartawan membuat pemberitaan akurat, berimbang, serta proporsional.
Dengan adanya keputusan Gubernur Kaltim Isran Noor menetapkan lokal lockdown di Kaltim untuk menghadapi virus corona, Endro menyampaikan, beberapa agenda kegiatan PWI Kaltim yang sudah terjadwal sebelumnya, sementara waktu ditunda sampai status lokal lockdown tersebut dicabut.
“Ada beberapa agenda uji kompetensi wartawan di Berau dan di Bontang. Untuk sementara ditunda karena PWI Pusat juga sudah mengambil keputusan untuk menunda semua kegiatan uji kompetensi,” sebut Endro.
Rencana seleksi wartawan untuk mengikuti ajang pekan olahraga wartawan nasional (Porwanas) di Jawa Timur juga dihentikan sementara.
"Rencana ada seleksi atlet tenis meja di rumah dinas Wakil Gubernur. Pak Wakil Gubernur juga sudah meminta untuk ditunda sementara,” sebut Endro.
Wartawan juga diingatkan untuk tidak mengungkap identitas pasien dan menghargai privasi pasien sesuai kode etik jurnalistik. Selain itu, wartawan juga diimbau tetap mengedepankan keselamatan diri. Karena itu perusahaan juga diharapkan memberikan tambahan alat penunjang keselamatan diri kepada awak media.
“Yang paling penting, hendaknya tidak membuat berita yang sifatnya hanya mencari sensasi sesaat atau viral,” tutup Endro.
Diharapkan wartawan memperbanyak konten positif yang memberikan harapan, optimisme dengan mengedepankan sisi humanisme dan menyejukkan.
“Ini bukan isu politik. Maka cari narasumber yang berkompeten menjawab corona,” tegasnya.
Terakhir Endro juga mengingatkan untuk tidak mengaitkan kasus corona dengan isu suku, agama, ras dan antargolongan.
“Ini wabah bersama yang perlu perhatian bersama. Mari kita bersatu untuk melawan perkembangan corona,” pungkasnya.