Samarinda (ANTARA) - Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2019 menjadi 76,61, atau naik 0,78 ketimbang 2018 yang sebesar 75,83.
"Kemajuan pembangunan manusia Kaltim tahun 2019 mengalami percepatan, ditandai oleh pertumbuhan IPM yang mencapai 1,03 persen, lebih tinggi ketimbang 2018 yang tumbuh 0,95 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Selasa.
Pada 2019 status pembangunan manusia di Kaltim berada pada level bagus karena berada pada kategori "Tinggi". Status tersebut masih sama dengan tahun kondisi tahun 2018.
Masing-masing komponen pembentuk IPM Kaltim mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi ada di komponen pengeluaran per kapita disesuaikan, sedangkan yang terendah adalah harapan lama sekolah (HLS).
Adapun nilai atau capaian umur harapan hidup (UHH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita disesuaikan, masing-masing sebesar 74,22 tahun, 13,69 tahun, 9,70 tahun, dan Rp12,36 juta.
"Meningkatnya IPM di Provinsi Kalimantan Timur terjadi di seluruh wilayah, dengan IPM tertinggi berada di Kota Samarinda sebesar 80,20, sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan angka 67,58," katanya.
Menurutnya, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (penduduk).
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan yang antara lain berupa pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya yang bisa menjadi tolok ukur.
Ia juga mengatakan bahwa IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standard hidup layak.
"Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh UHH, yakni jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi," ujarnya.